Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG

Senin, 22 Desember 2025 | 08:52 WIB
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
Yayat, peternak itik, sedang memproduksi telur asin. (Dok. Ist)
Baca 10 detik
  • Yayak Surayak, peternak telur asin di Madiun, mampu meningkatkan penjualan dari ratusan menjadi ribuan butir per minggu.
  • Kemitraan dengan dapur MBG mempercepat proses pengasinan telur asin menjadi tujuh hingga delapan hari.
  • Usaha Yayak berdampak positif signifikan pada warga sekitar dengan membuka empat sampai lima lapangan pekerjaan baru.

Suara.com - Yayak Surayak tak pernah mengira, jika usaha beternak itik dan membuat telur asin yang dilakukannya ternyata bisa mensejahterakan keluarga dan warga sekitar.

Jika selama ini ia hanya bisa menjual 100-200 butir telur asin dalam seminggu, kini setelah menjadi pemasok dapur MBG ia bisa menjual 3000-5000 butir tiap Minggu atau naik 2900-4900 persen.

“Alhamdulillah, sejak adanya MBG di sini, peternak itik seperti kami menjadi sangat terbantu. Kalau selama ini kami hanya bisa menjual 100 sampai 200 butir telur per minggu, sekarang sekali kirim bisa 3.000 sampai 5.000 butir telur asin dan langsung dibayarkan,” kata Yayak saat ditemui di rumahnya, di Dusun Penjalinan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu, akhir pekan lalu.

Usaha pembuatan telur asin yang diupayakan Yayak juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

Jika semula cukup membuat telur asin sendirian, ia kini tak mampu lagi mengerjakannya dengan tenaga sendiri. Kini ia mulai mempekerjakan ibu-ibu tentangga di sekitar rumahnya.

“Sekarang ada 4 sampai 5 orang yang membantu, sementara satu orang lagi untuk packing,” ujarnya. 

Telur asin untuk menu MBG yang diminta SPPG (Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi) biasanya yang tidak terlalu asin. Karena itu prosesnya menjadi lebih cepat.

Jika telur asin yang dijual di pasar umum biasanya memerlukan waktu 12 sampai 15 hari untuk pengasinan, telur asin untuk MBG hanya memerlukan waktu 7 sampai 8 hari.

“Waktu pengasinannya lebih cepat, supaya tidak terlalu asin,” kata Yayak.

Baca Juga: Viral! Petugas Antar Makanan Pakai Kostum Power Rangers, Ternyata Ini Alasan di Baliknya

Dengan bertambahnya permintaan telur asin dari beberapa dapur MBG di Kecamatan Sumber Sari, Yayak mulai berpikir untuk menyiapkan stok telur yang lebih banyak.

Karena itu dia kini mulai memperbesar kandang dan menambah jumlah itik yang dipeliharanya.

“Kita tambah bebeknya, kita kembangkan usaha peternakannya dulu,” ujarnya.

Karena peningkatan omset penjualan telur itik yang dia rasakan, Yayak sangat berharap agar program MBG terus berlanjut.

“Sebab, perajin kecil seperti saya ini sangat terbantu, karena omsetnya naik sampai 3000 persen, perputarannya cepat, dan sampai ke kami-kami ini. Selain itu, banyak warga yang bisa bekerja,” kata lelaki itu.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI