Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini

Selasa, 30 Desember 2025 | 08:04 WIB
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini
Pramono Anung. (Suara.com/Adiyoga)
Baca 10 detik
  • Pemprov DKI Jakarta melakukan antisipasi cuaca ekstrem jelang tahun baru 2026 berdasarkan peringatan dini BMKG.
  • Pemprov telah melaksanakan modifikasi cuaca yang diklaim berhasil mengurangi curah hujan tinggi di beberapa titik rawan.
  • Penyediaan 1.200 unit pompa air menjadi fokus utama infrastruktur pengendalian banjir menjelang perayaan malam pergantian tahun.

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan langkah preventif besar-besaran guna mengantisipasi ancaman cuaca ekstrem menjelang perayaan malam pergantian tahun 2026.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memantau peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak jauh hari.

"Untuk info BMKG, kami sudah mendapatkan dari 15 hari yang lalu," ujarnya di komplek Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Senin (29/12/2025).

Kesiapsiagaan ini menjadi prioritas utama demi memastikan warga ibu kota dapat merayakan momentum tahun baru dengan rasa aman dan nyaman.

Pramono menegaskan bahwa koordinasi intensif terus dilakukan untuk memitigasi potensi banjir atau genangan akibat curah hujan yang diprediksi meninggi.

Upaya serius Pemprov DKI juga melibatkan strategi rekayasa cuaca untuk memecah awan hujan sebelum mengguyur wilayah Jakarta.

"Beberapa kali sebenarnya Pemerintah Jakarta sudah mengadakan modifikasi cuaca," kata Pramono.

Pramono mengklaim bahwa metode ini telah membuahkan hasil yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir di berbagai titik rawan.

Pihak otoritas terus memantau dinamika atmosfer agar langkah penanganan bisa diambil secara presisi dan tepat sasaran.

Baca Juga: Khusus Malam Tahun Baru 2026, MRT Jakarta Perpanjang Jam Operasional Hingga Dini Hari

"Kalau dilihat dari apa yang disampaikan oleh BMKG kemarin, misalnya curah hujan tinggi, ternyata bisa kami turunkan," jelas Pramono.

Selain modifikasi cuaca, kekuatan penuh pada infrastruktur pengendalian air menjadi tumpuan utama Jakarta dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Ribuan unit mesin penyedot telah disiagakan di seluruh penjuru kota untuk menjamin aliran air tetap terkendali.

Kapasitas pompa yang mumpuni diyakini mampu mempercepat durasi surutnya air jika terjadi luapan di area pemukiman maupun jalan protokol.

"Jakarta di dalam menghadapi ini sudah siap, karena kami mempunyai pompa yang tetap kurang lebih 600. Pompa stasioner sekarang ini ada 600 juga. Jadi, kurang lebih ada 1.200 pompa," tutur Pramono.

Pengalaman menangani curah hujan tinggi sebelumnya menjadi tolok ukur optimisme Pramono dalam mengantisipasi ancaman cuaca ekstrem.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI