Premier Andrew mengatakan bila tidak ada kesepakatan, maka warga di kini berada di perbatasan mungkin harus kembali ke Melbourne dengan mengggunakan pesawat ke Sydney atau langsung ke Canberra.
Walau sudah ada pembicaraan antar Menteri Utama ACT dan NSW, kesepakatan belum lagi tercapai.
Ini menunjukkan betapa tingginya ketakutan dan kekhawatiran berbagai pihak di Australia mengenai penyebaran COVID-19 di daerah mereka masing-masing.
Pemerintah ACT semula menduga persetujuan sudah dicapai hari Sabtu, namun beberapa jam kemudian pemerintah NSW membatalkan kesepakatan yang ada.
Menurut Premier Barr, penyelesaian terbaik adalah agar warga diizinkan melakukan perjalanan tanpa henti dari perbatasan Victoria tanpa berhenti sama sekali.
"Saya kira lebih aman membawa mereka kembali ke ACT dan mereka kemudian menjalani karantina, daripada mereka kembali ke bandara Melbourne dan terbang ke Sydney, atau penerbangan langsung ke Canberra," katanya.
'Saya bingung dan stress'
Bagi beberapa warga, pilihan terbang dari Melbourne ke Canberra atau Sydney tidak bisa dilakukan, seperti yang dikatakan pasangan Anne Cahill Lambert dan suaminya Rod Lambert.
Rod Lambert adalah seorang dokter yang bekerja di Victoria selama empat bulan terakhir.
Baca Juga: Tumpang Tindih, Muatan Mobil Pickup Ini Bikin Salah Fokus
Kontrak kerjanya berakhir minggu lalu, sehingga pasangan tersebut mengajukan permohonan untuk pulang ke Canberra dan sudah mendapat izin dari pemerintah ACT dan NSW.
Namun ketika sampai di perbatasan Victoria-NSW, Jumat kemarin, mereka mendapat pemberitahuan jika mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Setelah itu mereka mendapat kabar jika satu-satunya cara untuk kembali ke Canberra adalah naik pesawat ke Sydney. Mereka pun harus menjalani karantina selama dua minggu
"Tanpa mobil saya, tanpa anjing saya, dan tanpa semua barang yang sudah ada di mobil," kata Anne Lambert.
"Saya bingung dan stress tetapi juga semakin marah."
Anne Lambert juga bekerja di bidang kesehatan dan mengatakan "konyol" jika saat ini mereka dipaksa ke bandara di Melbourne, kota dengan konsentrasi kasus COVID-19 paling banyak di negara bagian Victoria.