Hal ini paling tidak menjadi catatan kemampuan Seb dalam berinteraksi. Utamanya saat berada di tim Ferrari. Setelah sekian tahun memiliki aksen British (saat balapan bersama tim Red Bull Racing yang bermarkas di Britania Raya), ia berbahasa Italiano.
Semasa menjadi driver di tim Ferrari, Seb sampai diingatkan Maurizio Arrivabene–saat itu menjabat sebagai team principal Scuderia Ferrari kini CEO tim sepak bola Juventus–pada 2016 agar fokus balapan. Pasalnya ia memiliki ide begitu banyak bagi tim.
![Prinsipal Red Bull Racing, Christian Horner (kiri), dan Sebastian Vettel saat keduanya masih kerja bareng di Red Bull [AFP/Giuseppe Cacace]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/07/21/o_1ao6j63tmdkt6bp8h41e0js0ra.jpg)
Sekarang, mungkin saja kesempatan untuk menjadi komandan tim F1 terbuka.
Meski di sisi lain juga perlu dikaji. Beberapa kabar menyatakan, kesadaran Sebastian Vettel akan lingkungan hidup membuatnya undur diri sebagai pembalap.
Sebagai wacana, simak sederet kebiasaan Seb di pentas F1. Seperti ke venue pakai sepeda pancal atau kayuh, sampai mengumpulkan sampah di tribun penonton selesai balapan.
Kesimpulannya, apakah Sebastian Vettel punya ambisi kembali ke dunia F1 dalam posisi berbeda?