Suara.com - Sebagai pecinta otomotif, kamu pasti paham betul pentingnya oli mesin untuk menjaga performa kendaraan. Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya, perlukah mobil yang jarang dipakai ganti oli secara rutin?
Mengutip dari situs resmi Suzuki, jawabannya tetap YA. Meskipun mobil jarang digunakan, oli mesin tetap menjalankan fungsinya, bahkan bisa mempercepat degradasi oli.
Apa Dampaknya?
Kerusakan Aditif
Oli mengandung zat aditif yang menjaga kemampuan pelumasan, deterjensi, dan anti-oksidasi. Jika mobil jarang digunakan, aditif ini akan mengalami degradasi seiring waktu, sehingga oli tidak lagi optimal melindungi mesin dari keausan, membersihkan kotoran, dan mencegah pengentalan.
Penumpukan Kondensasi
Perbedaan suhu pada mobil yang jarang digunakan dapat menyebabkan terbentuknya kondensasi air di dalam mesin. Air ini dapat bercampur dengan oli dan mengurangi kemampuan pelumasannya, membuatnya lebih encer dan tidak efektif melindungi komponen mesin.
Kontaminasi Partikel
Debu dan kotoran yang mengendap di dalam mesin saat mobil disimpan lama dapat bercampur dengan oli saat mesin dihidupkan, mempercepat keausan komponen mesin.
Baca Juga: Dilema VW: Gaspol ke Listrik atau Main Aman sama Hybrid?
Lalu, Kapan Sebaiknya Ganti Oli Mobil Jarang Jalan?
Meskipun jarak tempuh rendah, oli mobil yang jarang digunakan tetap perlu diganti secara berkala. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
Waktu Sejak Penggantian Terakhir
Umumnya, oli mesin direkomendasikan untuk diganti setiap 6 bulan sekali, meskipun jarak tempuh belum mencapai batas maksimal. Oli mengalami degradasi aditif seiring waktu, tanpa memandang seberapa jauh mobil Anda melaju.
Jarak Tempuh
Perhatikan rekomendasi jarak tempuh ganti oli dari pabrikan kendaraan Anda. Jika jarak tempuh telah mencapai batas maksimal, penggantian oli perlu dilakukan terlepas dari waktu sejak penggantian terakhir.