1. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ambulans termasuk dalam kategori kendaraan dengan hak utama yang harus didahulukan di jalan.
Setiap pengguna jalan wajib memberikan prioritas kepada ambulans yang sedang dalam kondisi darurat, seperti membawa pasien kritis atau menjalankan tugas penyelamatan.
Menghalangi laju ambulans bukan hanya tindakan tidak etis, tetapi juga bisa membahayakan nyawa seseorang yang membutuhkan pertolongan cepat.
Selain itu, penyalahgunaan ambulans, seperti menggunakannya untuk kepentingan pribadi atau tanpa alasan darurat, dapat dikenakan sanksi pidana.
2. Permenkes No. 47 Tahun 2018
- Ambulans harus memenuhi standar teknis dan spesifikasi khusus
- Wajib dilengkapi peralatan medis sesuai klasifikasi
- Harus dioperasikan oleh tenaga medis terlatih
3. Sanksi Penyalahgunaan
- Pidana kurungan maksimal 1 tahun
- Denda maksimal Rp 24 juta
- Pencabutan izin operasional ambulans
- Sanksi administratif bagi institusi terkait
4. Ketentuan Operasional
- Penggunaan sirine hanya untuk kondisi darurat medis
- Wajib membawa surat tugas atau dokumen rujukan pasien
- Harus ada tenaga medis pendamping saat mengangkut pasien
- Dilarang menggunakan ambulans untuk kepentingan pribadi atau komersial
Dengan adanya aturan yang jelas ini, seharusnya tidak ada lagi celah untuk menyalahgunakan ambulans sebagai "kendaraan taktis" saat mudik. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Baca Juga: 1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jakarta Selama Masa Mudik Lewat 4 Gerbang Tol Ini
Kasus ini bagaikan alarm keras yang membangunkan kita dari tidur panjang. Sudah saatnya sistem pengawasan ambulans diperkuat, sanksi tegas ditegakkan, dan yang terpenting - kesadaran kolektif kita sebagai masyarakat dipertajam.