Di tengah gelombang perubahan industri otomotif, satu hal tetap tak tergantikan: dentuman khas Harley-Davidson yang sanggup menggema di setiap belokan jalan—baik di aspal legendaris Route 66 maupun di gang-gang padat kota Bangalore.
Bedanya, kini raungan ikonik itu bisa dinikmati lebih banyak orang, dari berbagai penjuru dunia. Bahkan Indonesia juga bakal menjadi salah satu pasarnya.
Inilah wujud globalisasi yang elegan: saat simbol kebebasan asal Amerika mampu menyatu dengan budaya lokal tanpa kehilangan identitasnya. Bayangkan Harley mengenakan sari—bukan sebagai penyamaran, tapi sebagai bentuk apresiasi penuh gaya. Mereka tak hanya mengikuti arus, tapi justru menciptakan gelombang baru.
Harley-Davidson sedang menulis ulang ceritanya, bukan dengan kompromi, melainkan dengan evolusi yang berani dan penuh karakter.