Salah satu keunikan Topper adalah sistem starter pull-start yang mirip dengan mesin pemotong rumput. Fitur ini tergolong unik dan belum dimiliki motor manapun.
Meski terdengar sederhana, sistem ini menjadi ciri khas yang membedakan Topper dari kompetitornya. Sayangnya, performa mesin dua-taknya tidak sekuat yang diharapkan, terutama jika dibandingkan dengan skutik Eropa yang sudah mapan di pasaran.
Meskipun Topper membawa berbagai inovasi menarik, perjalanannya di pasar tidak berjalan mulus.
Beberapa faktor berkontribusi pada kegagalan komersialnya, termasuk persepsi publik yang sulit menerima Harley-Davidson sebagai produsen skutik kecil.
Selain itu, kendala teknis seperti mesin yang cepat panas dan kesulitan dalam starter menjadi keluhan umum di kalangan pengguna.
Produksi Topper yang berlangsung dari tahun 1960 hingga 1965 menghasilkan jumlah unit yang terbatas.
Ironisnya, keterbatasan ini justru menjadikan Topper sebagai barang koleksi yang sangat dicari.
Para kolektor motor klasik rela membayar mahal untuk mendapatkan skutik langka ini, mengingat nilai historisnya yang tinggi sebagai satu-satunya skutik yang pernah diproduksi Harley-Davidson.
Kehadiran Topper dalam lini produk Harley-Davidson menunjukkan keberanian pabrikan ini untuk keluar dari zona nyaman dan bereksplorasi dengan konsep baru.
Baca Juga: Tarif Impor AS Bisa Bikin Harley-Davidson Berevolusi Jadi Suzuki, Kok Bisa?
Meski tidak mencapai kesuksesan komersial, Topper tetap menjadi bukti bahwa Harley-Davidson mampu berinovasi dan beradaptasi dengan tren pasar.