Proses ini penting untuk menjamin keabsahan pengalihan kepemilikan mobil dan menghindari masalah hukum di masa depan.
3. Melakukan negosiasi di leasing
Langkah penting dalam proses take over kredit mobil dari leasing ke bank adalah melakukan negosiasi yang jelas dan terarah.
Tahap ini melibatkan pihak leasing, bank, dan idealnya disaksikan notaris untuk memastikan kesepakatan angsuran yang transparan dan mengikat.
Negosiasi ini memungkinkan untuk memahami detail cicilan, seperti besaran angsuran bulanan, tenor, dan potensi biaya tambahan.
Selain itu, negosiasi membantu menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan.
Pastikan semua poin, seperti sisa utang, bunga, dan syarat pengalihan, dibahas secara rinci.
Namun, perhatikan kewajiban Anda sebagai debitur. Jika terlambat membayar cicilan melewati batas waktu, Anda bisa menghadapi sanksi, seperti pemblokiran akun pembiayaan atau denda tambahan.
Untuk menghindari hal ini, selalu konfirmasi tenggat pembayaran dan siapkan dana tepat waktu.
Baca Juga: Syarat Mengajukan Pinjaman BRI untuk Kredit Mobil Baru
4. Penyerahan secara legal
Langkah terakhir dalam proses take over kredit mobil dari leasing ke bank adalah penyerahan secara legal, yang memastikan transaksi berjalan lancar dan sah di mata hukum.
Setelah semua persyaratan dan dokumen dipenuhi, Anda perlu menandatangani perjanjian resmi antara kedua belah pihak—Anda dan bank baru.
Perjanjian ini biasanya diperkuat dengan materai sebagai tanda legalitas, memastikan keabsahan proses pengalihan kredit.
Dokumen ini mencakup detail sisa cicilan, suku bunga baru, dan tenor pembayaran yang telah disepakati.
Proses legalisasi ini krusial untuk menghindari masalah di kemudian hari.