BYD Atto 1 Datang, Pabrikan Mobil Listrik Tanah Air Ambyar, Harga Mobilnya Terjun Bebas

Kamis, 11 September 2025 | 17:16 WIB
BYD Atto 1 Datang, Pabrikan Mobil Listrik Tanah Air Ambyar, Harga Mobilnya Terjun Bebas
BYD Atto 1 (byd.com)
Baca 10 detik
  • BYD Atto 1 seharga Rp 195 juta memicu perang harga mobil listrik di Indonesia.
  • Merek lain seperti Wuling, Hyundai, dan Chery terpaksa banting harga hingga 43 persen.
  • Harga jual kembali (resale value) mobil listrik kini jadi sorotan utama pasca GIIAS 2025.

Suara.com - Sebuah "gempa bumi" baru saja mengguncang industri otomotif Indonesia, dan pusat gempanya adalah BYD.

Peluncuran BYD Atto 1 (di China dikenal sebagai Seagull) seharga Rp 195 juta telah memicu perang harga mobil listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Apa yang menyebabkan "gempa bumi" industri otomotif Tanah Air?

Berikut kami kupas tuntas siapa yang paling diuntungkan, siapa yang paling merugi (boncos), dan bagaimana Anda sebagai konsumen bisa memaksimalkan peluang di tengah pasar yang sedang bergejolak ini berdasarkan Channel Youtube Leon Hartono.

Dalam video tersebut, ia telah mengumpulkan data pergerakan harga mobil baru dan bekas sebelum dan sesudah GIIAS Juli 2025 untuk memberikan gambaran paling jelas.

Pemicu Kekacauan: Kenapa Harga BYD Atto 1 Begitu Mengejutkan?

Untuk memahami besarnya dampak ini, kita perlu melihat perbandingan harga di negara asalnya, China.

Di sana, harga Wuling Binguo dan BYD Seagull (Atto 1) berada di level yang sangat mirip.

  • Wuling Binguo (China): Sekitar Rp 160 juta - Rp 190 juta.
  • BYD Seagull/Atto 1 (China): Sekitar Rp 160 juta - Rp 195 juta.

Dengan perbandingan ini, banyak yang berekspektasi harga Atto 1 di Indonesia akan mendekati harga Wuling Binguo yang saat itu berada di kisaran Rp 300-400 jutaan.

Baca Juga: Harga BYD Seal 2025 Lebuh Murah Rp 31 Juta Setelah Terima Penyegaran

Namun, BYD justru meluncurkan Atto 1 dengan harga yang setara dengan harga di China, yaitu mulai dari Rp 195 juta.

Langkah inilah yang memaksa merek lain untuk merespons secara drastis.

Guncangan di GIIAS 2025: Merek Lain Dipaksa Banting Harga

Event GIIAS Juli 2025 menjadi medan pertempuran utama.

Hampir semua pemain besar, terutama dari China, panik dan membanting harga mobil baru mereka.

mobil listrik Hyundai Ioniq 5 (hyundai.com)
mobil listrik Hyundai Ioniq 5 (hyundai.com)

Berikut adalah data penurunannya:

  • Wuling Binguo EV Premium: Dari harga awal 2025 sebesar Rp 413 juta, dibanting menjadi Rp 235 juta di GIIAS (untuk NIK 2024). Ini adalah penurunan 43 persen.
  • Wuling Air EV Long Range: Dari harga awal 2025 sebesar Rp 307,5 juta, turun menjadi Rp 195 juta. Ini setara penurunan 36,5 persen.
  • Chery Omoda E5: Dari Rp 505,5 juta di awal 2025, harganya terkoreksi menjadi Rp 399 juta. Sebuah penurunan 21 persen.
  • Hyundai Ioniq 5: Salah satu pelopor EV ini terjun bebas dari Rp 903 juta menjadi Rp 620 juta. Ini adalah penurunan drastis 31persen untuk unit baru.
  • Hyundai Kona EV: Harga yang tadinya stabil di Rp 590 juta, turun menjadi Rp 499 juta atau turun 15 persen.

Pihak Wuling sempat menyatakan bahwa ini adalah "diskon yang diberikan oleh masing-masing dealer", bukan penurunan harga resmi.

Namun bagi konsumen, intinya tetap sama: harga untuk membawa pulang mobil menjadi jauh lebih murah.

Strategi Cerdas BYD: Harga Tetap Stabil di Tengah Badai

Menariknya, saat merek lain pontang-panting, BYD justru relatif menjaga stabilitas harga produknya.

Mereka tidak ikut membanting harga, hanya melakukan sedikit penyesuaian.

  • BYD Seal (Performance dan Premium): Harga sempat naik tipis di awal 2025, lalu dikembalikan ke harga semula saat GIIAS.
  • BYD Dolphin dan Atto 3: Harga relatif stabil dan tidak mengalami perubahan signifikan selama GIIAS.

Ini menunjukkan posisi BYD sebagai price setter atau penentu arah pasar.

Mereka tidak perlu ikut dalam perang yang mereka mulai, membuat harga produk mereka terlihat lebih stabil di mata konsumen.

Efek Domino: Pasar Mobil Listrik Bekas Ikut Ambyar

Wuling BinguoEV Mobil Listrik Terlaris di Indonesia Ikut Mejeng di GJAW 2024. (Foto: Wuling)
Wuling BinguoEV Mobil Listrik Terlaris di Indonesia Ikut Mejeng di GJAW 2024. (Foto: Wuling)

Logika pasar sangat sederhana. Untuk apa membeli mobil bekas jika selisihnya hanya sedikit dengan mobil baru yang didiskon besar-besaran?

Sebagai contoh, harga Wuling Air EV baru (NIK 2025) di GIIAS menjadi Rp 195 juta.

Sementara harga bekasnya (NIK 2024) sebelum GIIAS berada di angka Rp 183 juta.

Selisih yang hanya 6 persen membuat unit bekas kehilangan daya tariknya.

Fenomena ini menghancurkan harga resale value mobil listrik yang sudah ada.

  • Wuling Air EV (Bekas): Harga barunya di 2024 adalah Rp 302,5 juta. Setelah GIIAS, harga bekasnya anjlok ke Rp 171 juta, atau turun 43persen dalam setahun.
  • Hyundai Ioniq 5 (Bekas): Harga barunya di 2024 adalah Rp 895 juta. Setelah GIIAS, harga bekasnya jatuh ke Rp 550 juta, menandakan penurunan 39persen dalam setahun.
  • Wuling Binguo EV (Bekas): Dari harga baru Rp 408 juta di 2024, harga bekasnya setelah GIIAS terjun ke Rp 244 juta, atau turun 40persen.

Sebaliknya, harga bekas mobil BYD jauh lebih bertahan. BYD Dolphin hanya mengalami depresiasi sekitar 10-11persen dalam setahun, sementara BYD Seal turun sekitar 27persen.

Ini sejalan dengan stabilitas harga unit barunya.

Pelajaran bagi Konsumen di Era Baru EV

Kehadiran BYD dengan strategi harga agresifnya telah mengubah total peta permainan industri mobil listrik di Indonesia.

1. Pemenang: Konsumen yang baru akan membeli mobil listrik adalah pemenang terbesar. Pilihan semakin banyak dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
2. Pecundang: Pemilik mobil listrik (non-BYD) yang membeli sebelum GIIAS 2025 adalah pihak yang paling dirugikan karena depresiasi harga yang brutal.
3. Langkah Industri: Aksi Wuling yang mempertimbangkan skema kompensasi bagi pemilik lama menunjukkan betapa seriusnya dampak ini. Mereka harus menjaga kepercayaan konsumen agar tidak beralih ke merek lain.

Bagi Anda yang berencana membeli mobil listrik, volatilitas harga dan stabilitas merek kini menjadi faktor krusial selain fitur dan performa.

Seperti investasi saham, "performa sejarah tidak menggaransi akan sama di kemudian hari."

Namun, data ini menunjukkan bahwa di tengah perang harga, merek yang memulainya justru yang paling mampu bertahan.

Lakukan riset mendalam, pertimbangkan potensi depresiasi, dan pilih merek yang tidak hanya menawarkan produk bagus, tetapi juga strategi harga yang lebih stabil untuk jangka panjang. Selamat berburu mobil listrik impian.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI