Suara.com - Penasaran dengan asal-usul Kawasaki Ninja 250 yang legendaris?
Ternyata, leluhur tertuanya punya teknologi super unik yang bahkan tidak ditemukan di versi modernnya.
Siap-siap terkejut, karena motor sport ini tidak menggunakan rantai!
Banyak yang terkecoh dan mengira motor ini adalah Kawasaki AR125 karena desainnya yang sekilas memang sangat identik.
Namun, jangan salah sangka, ini adalah Kawasaki GPZ250, sang kakek buyut dari seluruh dinasti keluarga Ninja 250.
Motor inilah yang memegang kode sasis keramat EX250, cikal bakal dari semua generasi Ninja 250 yang kita kenal hingga hari ini.
Dan bagian paling gilanya, motor sport ini justru lahir tanpa penggerak rantai yang selama ini menjadi ciri khas motor performa tinggi.
Silsilah yang Tak Terduga

Lahir di era awal 80-an, Kawasaki GPZ250 menjadi pondasi bagi pengembangan salah satu motor sport paling ikonik di dunia.
Baca Juga: Potret Kawasaki J300: Ninja Versi Matik Siap Guncang Pasar, Harganya Bikin Dompet Bergetar
Secara resmi, motor ini punya kode sasis EX250A hingga EX250C, sementara Ninja 250 modern yang dijual hingga 2021 punya kode EX250N - EX250P.
Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa keduanya berada dalam satu garis keturunan langsung.
Meski begitu, jangan harap menemukan emblem "Ninja" di bodinya. Julukan legendaris itu baru pertama kali melekat pada sang kakak, Kawasaki GPZ900R, yang lahir pada tahun 1984.
DNA Unik Sang Leluhur

Lalu, apa yang membuat GPZ250 ini begitu istimewa dan "aneh" pada zamannya? Mari kita bongkar fakta-fakta menariknya.
- Penggerak Belt Drive: Inovasi paling mengejutkan adalah penggunaan belt drive (sabuk) sebagai pengganti rantai. Ini adalah sebuah pilihan teknologi yang sangat tidak lazim untuk motor sport, bahkan hingga sekarang, yang biasanya lebih identik dengan motor cruiser atau matic.
- Mesin 4-Tak Dua Silinder: Berbeda total dengan Kawasaki AR125 yang bermesin 2-tak satu silinder, GPZ250 sudah mengusung mesin 4-tak dua silinder, sebuah konfigurasi yang diwariskan ke cucu-cucunya.
- Tenaga yang "Sopan": Jangan bandingkan dengan performa Ninja modern. Tenaga sang kakek ini terbilang sangat inferior, hanya memproduksi sekitar 17 dk. Cukup untuk nostalgia, bukan untuk adu cepat.
- Sport Fairing? Nanti Dulu: Meskipun kode penamaan mesin Kawasaki "X" berarti versi sport fairing, model awal GPZ250 ini justru tampil telanjang alias naked bike, tanpa jubah pelindung angin.
Kehadiran Kawasaki GPZ250 adalah bukti nyata bahwa inovasi tidak selamanya tentang kecepatan. D
engan keberaniannya menggunakan penggerak belt yang unik, motor ini berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai "engkong" pemberani dari dinasti Kawasaki Ninja yang kita kenal sekarang.
Jadi, lain kali Anda melihat motor klasik yang mirip AR125, coba perhatikan lebih detail bagian penggerak rodanya.
Siapa tahu, Anda sedang berhadapan langsung dengan sang leluhur Ninja yang langka!