- Koleksi Mobil Erick Thohir: Mewah dan beragam, dari Mercy klasik hingga mobil listrik modern senilai miliaran.
- Isi Garasi Zainudin Amali: Lebih fungsional dan sederhana, hanya diisi dua mobil keluarga Jepang.
- Sikap Kontras di PSSI: Thohir rangkap jabatan, Amali memilih mundur demi fokus di federasi.
Suara.com - Dua nama besar di dunia olahraga dan politik Indonesia, Erick Thohir dan Zainudin Amali, tak hanya menyita perhatian lewat kiprah mereka di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Saat kita mengintip isi garasi mereka, terungkap sebuah cerita lain: perbedaan gaya hidup dan prinsip yang bak langit dan bumi.
Artikel ini tidak hanya membedah koleksi kendaraan mereka, tetapi juga bagaimana perbedaan itu sejalan dengan sikap kontras keduanya dalam menghadapi polemik rangkap jabatan.
Dari mobil klasik Eropa hingga MPV keluarga Jepang, pilihan kendaraan mereka seolah menjadi cerminan dari pendekatan masing-masing dalam memegang amanah publik.
Jauh sebelum drama rangkap jabatan memanas, selera otomotif keduanya sudah menunjukkan kelas yang berbeda.
Di satu sisi ada kemewahan, di sisi lain ada kesederhanaan yang fungsional.
Erick Thohir: Garasi Sultan Bernilai Miliaran Rupiah

Sebagai seorang pengusaha sukses yang kini menjabat Menpora sekaligus Ketua Umum PSSI, garasi Erick Thohir adalah potret kemewahan dan selera tinggi.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terbaru, total nilai alat transportasi miliknya mencapai angka fantastis Rp4,96 miliar.
Baca Juga: Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Bagaimana Nasib PSSI?
Koleksinya tidak main-main dan menunjukkan perpaduan antara nostalgia dan modernitas:

- Mercedes-Benz W108 280S (1969): Sebuah sedan klasik Jerman yang harganya ditaksir Rp110 juta. Ini bukan sekadar mobil, tapi sebuah statement, sebuah karya seni yang menunjukkan kelas pemiliknya.
- Hyundai Genesis G80 EV (2022): Mobil listrik premium seharga Rp3,99 miliar. Pilihan ini mencerminkan visinya yang modern dan adaptif terhadap teknologi masa depan.
- Hyundai Ioniq 5 EV (2022): Satu lagi mobil listrik di garasinya senilai Rp862,5 juta. Menegaskan komitmennya pada kendaraan ramah lingkungan.
- Honda NF125TR (2011): Di antara deretan mobil mewah, terselip sebuah motor bebek sederhana senilai Rp6,5 juta, mungkin untuk kebutuhan mobilitas praktis.
Zainudin Amali: Garasi Fungsional Seorang Politisi Senior
![Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali saat hadir dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/06/86022-pssi-resmi-pecat-sty-preskon-pssi-zainudin-amali.jpg)
Berbanding terbalik, Zainudin Amali yang sebelumnya menjabat Menpora sebelum akhirnya memilih fokus sebagai Wakil Ketua Umum PSSI, memiliki koleksi kendaraan yang jauh lebih membumi.
Total nilai isi garasinya "hanya" Rp673,8 juta.
Isinya sangat fungsional, layaknya garasi pejabat pada umumnya yang mengutamakan kenyamanan dan kepraktisan:
![All-New Nissan X-Trail Nissan memiliki bodi lebih rigid dan bobot lebih ringan dibandingkan generasi tiga, dan garis desain mempertahankan generasi pertama yang hadir di 2000 [Nissan via ANTARA].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/21/88457-all-new-nissan-x-trail-nissan-antara-01.jpg)
- Toyota Alphard (2013): MPV premium yang menjadi andalan banyak pejabat dan pengusaha, ditaksir seharga Rp443,8 juta. Pilihan yang sangat umum untuk kenyamanan perjalanan dinas.
- Nissan X-Trail (2015): SUV medium yang tangguh dan fungsional, dengan taksiran harga Rp230 juta.
Beda Garasi, Beda Prinsip: Rangkap Jabatan vs Fokus Penuh
Perbedaan mencolok di garasi ini ternyata relevan dengan sikap yang mereka ambil terkait posisi di PSSI dan pemerintah.
Sadar akan potensi konflik kepentingan, Amali secara tegas memilih untuk mundur dari jabatannya sebagai Menpora.
Ia meminta izin langsung kepada Presiden Joko Widodo untuk bisa fokus mengurus sepak bola.
Sikapnya jelas: memilih satu jalan agar bisa memberikan kontribusi maksimal.
"Pokoknya saya sudah dapat izin dari Bapak Presiden untuk konsentrasi dan fokus ngurus sepakbola," katanya.
Di sisi lain, Erick Thohir belum memutuskan untuk melepas jabatan Ketum PSSI usai dilantik menjadi Menpora baru.
Tak sedikit publik yang menerka kalau ia memilih untuk menjalankan kedua peran strategis tersebut secara bersamaan.
Meskipun menimbulkan pro dan kontra di kalangan publik terkait potensi konflik kepentingan dan fokus yang terbelah, Thohir saat ini tetap melaju dengan dua "kemudi" di tangannya: sebagai Menpora dan sebagai orang nomor satu di PSSI.
Meski dirinya menjawab pertanyaan dari publik apakah dirinya akan mundur dari Ketum PSSI atau tidak.
"Nanti kan itu ada prosesnya di FIFA. Ya FIFA sebagai badan olahraga tertinggi di dunia nanti mereka yang akan (menentukan?)," ucap dia.
"Ya itu FIFA yang ngatur nanti. FIFA, saya nggak tahu nanti biar FIFA yang bersurat," pungkas pria yang kini menjabat sebagai Menpora usai dilantik Presiden Prabowo.
Pada akhirnya, garasi mungkin hanya cerminan kecil dari gaya hidup. Namun, dalam kasus Erick Thohir dan Zainudin Amali, perbedaan selera otomotif mereka seolah menjadi analogi yang pas untuk menggambarkan perbedaan prinsip dan cara mereka dalam menavigasi dunia politik dan olahraga yang penuh intrik.