Suara.com - Acara puncak Universitas Indonesia Innovation Battlefield (UIIB) diselenggarakan pada tanggal 29 dan 30 November 2019 di Aula Terapung UI dan Perpustakaan Pusat UI yang diikuti oleh 10 tim finalis yang sudah lolos tahap seleksi pitch deck di awal November.
Tema yang dibawakan oleh UIIB adalah “Angkat Inovasi”. Pemilihan tema tersebut memiliki maksud untuk mengangkat peringkat Indonesia dalam hal inovasi, yang mana pada tahun 2018, Indonesia, menurut data dari Global Innovation Index, berada pada peringkat 85. Indonesia memang naik satu peringkat dibanding tahun sebelumnya, tetapi diharapkan masih bisa naik ke peringkat yang lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya.
Battle Day
Battle Day merupakan puncak pertarungan inovasi, dimana para finalis melakukan pitching (presentasi ide bisnis) di hadapan para juri. Finalis UI Innovation Battlefield terdiri dari 10 tim, di antaranya adalah Brothers Group, Disableable, Ecoplast, Fondasi ID, Halsa, Infineeds, KampungCourse, Pesona, Plaskita, dan Yunika.
Juri UIIB sendiri ada 3 orang, yaitu Rahmat Harlyadi (CMO DailySocial.id), Richard Budhitresno (Investment Associate East Ventures), dan Andra Wattimena (Investment Associate Kejora Ventures). UI Innovation Battlefield dimenangkan oleh tim Disableable sebagai Juara 3, Infineeds sebagai Juara 2, dan Plastikita sebagai Juara 1.
UI Innovation Battlefield: Exhibition Corner
UI Innovation Battlefield: Exhibition Corner yang diselenggarakan di Perpustakaan Pusat UI merupakan salah satu bagian acara UIIB dimana para inovator bebas memamerkan hasil ide inovasi mereka di depan para pengunjung Perpustakaan Pusat UI yang per harinya dikunjungi oleh ribuan orang.
UIIB: Exhibition Corner sendiri diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan brand awareness para exhibitor, ajang talent acquisition dengan banyaknya mahasiswa bertalenta berlalu lalang di Perpustakaan Pusat UI, serta menyediakan sarana marketing untuk para exhibitor.
Coaching Clinic
Baca Juga: Petang Puisi Universitas Indonesia Jadi Acara Penyalur Bakat dan Reuni
Coaching Clinic merupakan pelatihan teknis seputar startup untuk para inovator yang dilaksanakan pada hari pertama UIIB. Coaching Clinic sendiri terdiri dari 2 sesi yang dihadiri oleh para finalis dan tamu undangan. Coaching Clinic sesi pertama memiliki tema How to Scale Up Your Business, yang dibawakan oleh Heinrich Vincent (CEO Bizhare.id), dan ditujukan untuk para Hustler startup.
Pada sesi Coaching Clinic-nya, Heinrich menjelaskan tahapan yang diperlukan sebelum melakukan scale up di suatu usaha, cara membangun sebuah tim, serta menyusun perancanaan bisnis.
Coaching Clinic sesi ke-2 membawa tema Build Your Brand yang dibawakan oleh Fitratullah Harun, atau yang biasa dipanggil Vicky, Co-Founder dari Satu Persen. Kak Vicky, di coaching clinic-nya, menjelaskan bagaimana cara membangun sebuah brand yang kuat dan bagaimana mengintegrasikannya dengan produk yang ingin dijual. Menurut Kak Vicky, untuk membangun sebuah brand yang kuat, kita harus terlebih dahulu membangun hubungan emosional yang kuat dengan target konsumen. Di tahap tersebut, alasan dibangunnya suatu usaha menjadi sangat penting karena dibutuhkan untuk menarik orang-orang dengan nilai, tujuan, dan harapan yang sama. Sangat bermanfaat bukan ?
Seminar
Seminar UI Innovation Battlefield mengusung tema What Makes a Startup Successful dengan pembicara Maliekah Harjani, seorang Investment Analyst di Convergence Ventures dan dibawakan oleh moderator Kak Arya Ananda Indrajaya yang merupakan CEO dari Edufia.net sekaligus salah satu inisiator sosial Sharefood. Seminar ini diadakan pada tanggal 30 November 2019 di Aula Terapung Universitas Indonesia yang dihadiri oleh finalis UI Innovation Battlefield, siswa/i SMA dan SMK, serta mahasiswa/i yang tertarik di bidang startup.
Pada seminar ini Kak Maliekah menjelaskan bahwa dalam jangka waktu 5 tahun, hanya 5 persen dari startup yang ada sekarang dapat bertahan. Kak Maliekah juga memberikan tips untuk para inovator yang ingin membangun startup bahwa banyaknya customers yang menggunakan kembali platform merupakan customers yang setia, sehingga kita harus berinteraksi dengan customers untuk melihat apakah transaksi produk sesuai dengan yang dibutuhkan pasar.