Dilema yang terjadi saat ini adalah penderita covid-19 makin meningkat, namun, tenaga medis yang ada banyak berguguran karena terpapar covid-19. Belum lagi, dilema dana APBN pemerintah yang telah digelontorkan, sampai kapan dapat menopang keadaan. Hal tersebut disampaikan oleh founder benihbaik.com, Andy F Noya dalam kesempatan yang sama.
Indonesia memiliki modal utama untuk memutus penyebaran covid-19 yang membuat kita semua bersemangat, karena kita memilik social capital yang tinggi dibanding dengan negaranegara lainnya, serta diakui sebagai bangsa paling dermawan. Hal tersebut tercermin dari posisi
Indonesia pada peringkat negara paling dermawan pada tahun 2018, yang dikeluarkan dari British Charity, Charities Aid Foundation. “Di tengah situasi seperti ini, dengan adanya kebangkitan dari semangat gotong royong, mudah-mudahan hal ini merupakan momentum yang bukan saja momentum untuk bergotong royong untuk saling membantu mengatasi pandemi covid. Tapi, ini adalah salah satu momentum untuk merekatkan kembali, masyarakat Indonesia yang sempat terpecah-pecah, dan sekarang dipersatukan kembali sebagai bangsa,” tutur Andy.
Sejalan dengan hal tersebut, CEO Rumah Zakat Nur Efendi, meyakini Indonesia bisa survive kendati sekarang tengah diterjang pandemi. “Kuncinya ada di kolaborasi dan gotong royong,” katanya.
Rumah Zakat sendiri fokus pada 4 program, baik program jangka pendek maupun jangka panjang untuk memutus penyebaran covid-19. Yang pertama adalah sosialisasi dan edukasi; bantuan kesehatan; jaminan sosial; dan program ekonomi serta ketahanan pangan.
Ketua MCC Muhammadiyah, Drs. M. Agus Syamsudin, MM juga menjelaskan bagaimana peran Muhammadiyah memutus penyebaran covid-19 dengan membentuk MCC di tingkat wilayah dan cabang yang bertugas mengkoordinir semua persyarikatan sehingga satu komando dalam penanganan covid.
Salah satu langkah kuratif yang telah dilakukan oleh MCC adalah mensuplai APD ke rumah sakit yang menjadi unit usaha Muhammadiyah. Selain itu, ada divisi pencegahan, yang terus mengkampayekan edukasi dan sosialisasi mengenai protokol kesehatan melalui media TV, Radio, seminar, dan lain-lain. Selain itu, Muhammadiyah juga bekerjasama dengan UNICEF, WHO, dan juga dengan pemerintah Australia untuk melakukan proses-proses edukasi ini kepada masyarakat.
Di sisi lain, Founder Gerakan Kemanusiaan Sonjo (Sambatan Jogja), Rimawan Pradiptyo, Ph.D terus menggelorakan semangat kemanusiaan melalui Sonjo (Sambatan Jogja) yang berfokus pada tiga bidang utama yaitu, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.
"Sonjo memilki fokus pada masyarakat yang berisiko terhadap penyebaran covid. Prinsipnya adalah transparansi, empati, solidaritas, dan gotong royong,” ungkap Agus. Sonjo sendiri merupakan gerakan infomal yang awalnya dimulai dari gerakan anti korupsi, kemudian berkembang menjadi grup WA yang terdiri dari 9 grup dengan anggota mencapai 900-an orang.
Baca Juga: Dokter Ungkap Panduan Komunikasi Pada Lansia di Tengah Pandemi Covid-19