Kisah Didik Subi di Ibu Kota Menjadi Kontraktor Taat Syariat

Jum'at, 23 Desember 2022 | 13:48 WIB
Kisah Didik Subi di Ibu Kota Menjadi Kontraktor Taat Syariat
Didik Subiyantoro. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Didik Subiyantoro bisa dibilang salah seorang pengusaha muda yang memegang teguh nilai-nilai Islam dalam berbisnis. Ia adalah Founder & CEO Bintoro Corp yang bergerak di berbagai sektor, dan punya lebih dari 200 karyawan.

Tahun 2008, pria kelahiran Surakarta 22 April 1990 itu merantau ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Lahir dari keluarga penjahit, pria yang lebih akrab dipanggil Didik Subi itu nyaris berhenti kuliah lantaran ekonomi keluarga mengalami keterpurukan.

“Mulai semester 5 orang tua saya berhenti memberi sangu dan terpaksa menyetop uang kuliah saya,” katanya.

Namun begitu, Didik tak berkecil hati. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di perantauan, Didik pun mulai mencari cara bagaimana mendapatkan uang tambahan tanpa modal sepeser pun.

Perkenalannya dengan sebuah forum jual beli di dunia maya menjadi langkah awal baginya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Di forum jual beli tersebut, ia mulai menawarkan berbagai produk seperti jam tangan, baju kaus, hingga gawai.

“Saat saya berhasil menjual suatu produk, maka saya akan mendapatkan komisi. Meski menjual produk orang lain, itu cukup membantu saya dalam memenuhi kebutuhan hidup,” kenangnya.

Tahun 2012, Didik Subi pun menyandang gelar Sarjana dan sah tercatat sebagai alumni Universitas Bakrie.

Ketertarikan Didik Subi dengan pemasaran daring membuatnya bertahan lebih lama di ibu kota. Dengan kata lain, setelah mendapat gelar Sarjana Ekonomi, ia pun mendalami digital marketing selama dua tahun (2012-2014).

Sembari mendalami Digital Marketing, tahun 2013-2014, Didik mencoba-coba jadi marketer dan mendapatkan komisi 10% dari bisnis yang dia jalani. Namun, di tahun 2014 tersadar bahwa tidak cukup menjadi marketer saja.

Baca Juga: Aturan Perayaan Natal 2022, Gereja Bisa Dihadiri 100 Persen Jemaat

“Sebaiknya seorang marketer mesti memiliki real  bisnis juga,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI