Tidak hanya pamer kekayaan, bahkan ibadah yang dilakukan dengan tujuan pamer dapat menghilangkan pahala dari ibadah tersebut. Allah SWT hanya menerima ibadah yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata untuk mencari ridho-Nya, bukan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari manusia.
Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Iqna’ menegaskan:
"Pamer (riya) dapat menghilangkan pahala secara mutlak, berdasarkan firman Allah dalam hadis Qudsi, 'Aku tidak butuh untuk disekutukan. Barang siapa yang beramal dengan menyekutukan-Ku di dalamnya, maka Aku terbebas darinya. Dia menjadi milik perkara yang ia jadikan sekutu'."
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa pamer, baik itu pamer kemewahan atau pamer ibadah, adalah akhlak tercela yang tidak disukai oleh Allah SWT. Islam mengajarkan kita untuk bersikap rendah hati dan selalu mengingat bahwa segala yang kita miliki adalah titipan dari-Nya, yang seharusnya digunakan untuk kebaikan, bukan untuk menimbulkan kesombongan atau merendahkan orang lain.
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari ajaran ini dan selalu berusaha untuk menjaga keikhlasan dalam setiap perbuatan kita, baik di dunia nyata maupun di media sosial.