15. قَالُوا مَا أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَا أَنزَلَ الرَّحْمَٰنُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ
Qalu ma antum illa basharun misluna wa ma anzalar-rahmanu min shay'in in antum illa takzibun
Mereka (penduduk negeri) menjawab, "Kamu ini hanyalah manusia seperti kami juga, dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu ini hanyalah pendusta belaka."
16. قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ
Qalu rabbu na yaʿlamu inna ilaykum lamursalun
Mereka berkata, "Tuhan kami mengetahui bahwa kami adalah utusan-utusan-Nya kepada kamu.
17. وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Wa ma 'alayna illal-balaghul-mubin
Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas."
Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Ramadhan: Bolehkah Digabung?
18. قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
Qalu inna taṭayyarna bikum la'in lam tantahu lanarjumannakum walayamassannakum minna 'azabun alim
Mereka (penduduk negeri) berkata, "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu; jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami."
19. قَالُوا طَائِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَإِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ
Qalu ṭa'irukum ma'akum a'in zukkirtum bal antum qawmum musrifun
Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas."