Suara.com - Mulyo Handoyo, eks pelatih legenda Indonesia Taufik Hidayat, angkat bicara terkait persaingan sektor tunggal putra dunia di masa kini.
Menurutnya persaingan cenderung menurun. Hanya tunggal putra Jepang, Kento Momota, yang dilihatnya lebih konsisten penampilannya.
![Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat (tengah), merayakan keberhasilan meraih medali emas Olimpiade 2004 Athena, Yunani. [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/26/96098-taufik-hidayat.jpg)
Kondisi itu bisa dibilang berbanding terbalik dengan persaingan sektor tunggal putra di era 2000-an awal.
Saat itu terdapat nama-nama hebat semacam Taufik Hidayat, Lin Dan (China), Lee Chong Wei (Malaysia), hingga Peter Gade (Denmark).
Pada era itu, perebutan gelar juara di setiap turnamen bulutangkis bisa dibilang sangat sulit diprediksi.
Dari Taufik hingga Gade, kerap bergantian merebut podium tertinggi.
Namun performa pebulutangkis 36 tahun peraih dua emas Olimpiade itu sudah tak semoncer dahulu.
"Semestinya banyak yang punya kualitas, cuma yang konsisten hanya Momota. Yang lain saya bilang belum konsisten," ujar Mulyo di Istora Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Top 5 Olahraga: Alasan Tontowi Pakai Legging, 7 Wakil RI Lolos ke 8 Besar
"Meski sekelas Victor Axelsen (Denmark) dia punya kemampuan baik. Cuma konsistensinya dalam persaingan ini belum. Dia belum stabil," tambahnya.