Pada awalnya, hanya lima kelas yang dipertandingkan yakni Bantam (-54kg), Bulu (-63,5kg), Menengah (-73kg), dan Berat (+91 kg).
Masuk Olimpiade
Kepopuleran tinju membawa olahraga kontak fisik itu memasuki kancah Olimpiade. Tinju pertama kali dipertandingan pada Olimpiade 1904 di St Louis, Amerika Serikat.
Saat itu, tuan rumah Amerika memboyong semua medali yang dipertandingkan. Hingga kini, Negeri Paman Sam juga terus mendominasi olahraga tinju.
AS hingga kini telah meraih 114 medali dengan rincian 50 emas, 24 perak, dan 40 perunggu. Disusul kemudian oleh Kuba dan Britania Raya.
Sejak memulai debut pada 1904, tinju selalu diikutsertakan dalam Olimpiade kecuali pada 1912. Tinju wanita bahkan menjalani debut pada 2012 lalu.
![Petinju Britania Raya, Anthony Joshua (kanan), melancarkan pukulan ke arah lawannya dari Kuba, Erislandy Savon Cotilla, dalam pertandingan kelas berat super babak 16 Besar Olimpiade 2012 di ExCel Arena, London, Inggris, 1 Agustus 2012. [AFP/Jack Guez]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/03/29/46530-pertandingan-tinju-olimpiade-2012.jpg)
Bergelimang Uang
Pada awal abad ke-20, olahraga tinju telah menjadi jalan menuju kekayaan. Di sisi lain, tinju turut meleburkan batas-batas sosial dan etnis.
Kekinian Amerika Serikat menjadi pusat dari geliat tinju profesional. Gelombang imigran semakin mewarnai keberagaman petinju profesional di AS.
Baca Juga: Deretan Juara Dunia Tinju dari Indonesia
Pada 1915, orang-orang Irlandia banyak yang hijrah dan bermukim di Amerika Serikat. Karenanya bukan kebetulan mereka menjadi pilar petarung di negeri Paman Sam.