Sejarah Singkat Tinju, Olahraga Kuno yang Lestari hingga Kini

Senin, 15 Juni 2020 | 17:05 WIB
Sejarah Singkat Tinju, Olahraga Kuno yang Lestari hingga Kini
Atlet tinju legendaris dunia Muhammad Ali (kiri) melawan juara dunia kelas berat WBA dan WBC, George Foreman, di Stade du 20 Mai, Kinshasa, Zaire pada 29 Oktober 1974. [AFP]

Sejak memulai debut pada 1904, tinju selalu diikutsertakan dalam Olimpiade kecuali pada 1912. Tinju wanita bahkan menjalani debut pada 2012 lalu.

Petinju Britania Raya, Anthony Joshua (kanan), melancarkan pukulan ke arah lawannya dari Kuba, Erislandy Savon Cotilla, dalam pertandingan kelas berat super babak 16 Besar Olimpiade 2012 di ExCel Arena, London, Inggris, 1 Agustus 2012. [AFP/Jack Guez]
Petinju Britania Raya, Anthony Joshua (kanan), melancarkan pukulan ke arah lawannya dari Kuba, Erislandy Savon Cotilla, dalam pertandingan kelas berat super babak 16 Besar Olimpiade 2012 di ExCel Arena, London, Inggris, 1 Agustus 2012. [AFP/Jack Guez]

Bergelimang Uang

Pada awal abad ke-20, olahraga tinju telah menjadi jalan menuju kekayaan. Di sisi lain, tinju turut meleburkan batas-batas sosial dan etnis.

Kekinian Amerika Serikat menjadi pusat dari geliat tinju profesional. Gelombang imigran semakin mewarnai keberagaman petinju profesional di AS.

Pada 1915, orang-orang Irlandia banyak yang hijrah dan bermukim di Amerika Serikat. Karenanya bukan kebetulan mereka menjadi pilar petarung di negeri Paman Sam.

Beberapa petinju hebat AS berdarah Irlandia antara lain Terry McGovern, Philadelphia Jack O'Brien, si kembar Mike dan Jack Sullivan.

Perkembangan tinju semakin bergema setelah orang Afro-Amerika turut menggeluti olahraga tersebut.

Dari mulai Muhammad Ali, Mike Tyson, Floyd Mayweather Jr, hingga kekinian Deontay Wilder adalah sederet petinju Afro-Amerika dengan prestasi gemilang.

Juara dunia tinju kelas berat WBC, Deontay Wilder, menunjukkan pukulannya dalam acara public workout jelang pertarungan melawan Luis Ortiz di Barclays Center Atrium, New York, AS, Rabu (28/2/2018). [AFP/Timothy A. Clary]
Juara dunia tinju kelas berat WBC, Deontay Wilder, menunjukkan pukulannya dalam acara public workout jelang pertarungan melawan Luis Ortiz di Barclays Center Atrium, New York, AS, Rabu (28/2/2018). [AFP/Timothy A. Clary]

Kesuksesan di kancah tinju dunia membuat para petinju itu memiliki harta kekayaan yang luar biasa di samping popularitas dan penghargaan.

Baca Juga: Deretan Juara Dunia Tinju dari Indonesia

Deontay Wilder sebagai contoh, menduduki peringkat ke-20 sebagai atlet dengan pendapatan terbanyak di tahun 2020 versi majalah Forbes.

Forbes mencatat penghasilan Wilder selama 2020 mencapai 46,5 juta dolar AS atau setara Rp 660 miliar.

46 juta dolar AS merupakan bayaran yang ia terima dari bertarung sementara 500 ribu dolar merupakan bayaran endorsement atau iklan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI