Dalam membangun tranning camp di Cibubur tersebut, Menpora memastikan bahwa Kemenpora tidak bekerja sendirian, melainkan kementerian dan lembaga negara lainnya turut ambil bagian, karena kebutuhan pembiayaannya yang sangat besar. Bahkan untuk saat ini, kalau dibandingkan dengan Australia dan China saja, Indonesia sangat jauh untuk biaya pembinaan atlet.
“Tetapi dengan apa anggaran yang belum terlalu optimal saja, kita sudah bisa berprestasi. Apalagi kalau ini dinaikkan. Nah, karena ini merupakan program nasional dari kementerian/lembaga masing-masing, yang mengambil tanggungjawab misalnya untuk pembangunan tranning camp itu bukan kami, itu menjadi bagian Kemen PUPR. Kemudian untuk menyiapkan talenta, kita bekerjasama dengan Kemendagri dan Kemendikbud dan juga pemerintah daerah,” tukasnya.
Kemudian Kementerian BUMN, sudah berkomitmen bahwa dari 14 cabang olahraga unggulan yang masuk dalam grand design dan 3 cabang olahraga yang sangat diminati oleh masyarakat itu akan disiapkan bapak angkat dari BUMN-BUMN untuk membiayai pembinanannya.
“Atlet ini, dia kerjaanya berlatih saja. Dia tidak perlu terlalu dipusingkan dengan bagaimana nanti kalau saya sudah tidak berprestasi, sudah purna prestasi. Saya sudah bicara dengan Pak Erick (Menteri BUMN) dan beliau sudah menyampaikan komitmennya. Nanti kita akan secara formal setelah Perpres tentang grand design ini terbit. Kemudian baru saya akan undang pimpinan cabor dari 14 cabor keunggulan dan 3 cabor yang sangat diminati oleh masyarakat,” jelasnya.