Sayangnya, dalam persiapan menuju ke pesta olahraga empat tahunan tersebut, Lee kembali diterpa kabar buruk. Paman dan bibinya meninggal dunia akibat COVID-19.
Dunianya hampir runtuh. Lee tidak bisa lupa bagaimana paman dan bibinya rutin membuatkannya teh herbal panas dan memijitnya setelah selesai berlatih.
Masih berbalut duka, Lee malah didera cedera. Pikiran untuk berhenti dari dunia senam melintas, tetapi mental juara membawanya bangkit.
Tak diunggulkan
Keberadaan Simone Biles di tim senam putri AS seakan menenggelamkan Sunisa Lee. Dia sama sekali tidak diunggulkan untuk menjadi yang terbaik di Olimpiade 2020.
Akan tetapi, Biles ternyata membuat keputusan yang mengejutkan yakni mundur dari nomor beregu dan semua alat (all-around) Olimpiade 2020. Mau tak mau, beban medali emas berpindah ke pundak Lee, salah satu pesenam muda putri paling berbakat di AS.
Dan, saat waktunya tiba, Lee seolah memang dilahirkan untuk menonjol dalam situasi genting dan penuh tekanan.
Berlaga di nomor all-around perorangan putri, nomor di mana seharusnya Simone Biles sangat dikedepankan untuk juara, Lee tampil nyaris tanpa cela dan berhasil merengkuh keping emas.
Tugas itu dituntaskan Lee di hadapan Biles yang duduk menonton di baris depan.
Baca Juga: Semarakkan Olimpiade Tokyo 2020, Google Doodle Hari Ini Ditemani Roh Pohon
"Saya merasakan banyak tekanan karena pada dasarnya saya selalu berada di urutan kedua di belakang Biles sepanjang musim. Jadi saya mengetahui orang-orang mengandalkan saya untuk merebut peringkat kedua atau medali emas. Saya lalu mencoba untuk tidak fokus ke sana supaya tak gugup," tutur Lee.