Ketenangan Jadi Kunci Greysia / Apriyani Berjaya di Olimpiade

Rully Fauzi Suara.Com
Senin, 09 Agustus 2021 | 12:11 WIB
Ketenangan Jadi Kunci Greysia / Apriyani Berjaya di Olimpiade
Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu sukses meraih medali emas Olimpiade Tokyo. [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Main Tanpa Beban

Dalam bertanding, Greysia / Apriyani mengaku hanya melakoni setiap laga dengan main tanpa beban atau nothing to lose.

Apriyani menuturkan, sebelum bertanding dia hanya mengupayakan agar tetap fokus dan menjaga pikiran. Bagi atlet berusia 23 tahun ini, dibayangi target atau memikirkan calon lawan hanya akan mengganggu permainannya.

Oleh karenanya, dia ogah memikirkan hal-hal yang dirasa mengganggu, termasuk menahan keinginan untuk menang yang justru bisa menjadi beban.

Kunci ini juga diterapkan saat Greysia / Apriyani menghadapi Du Yue / Li Yin Hui di perempatfinal. Laga ini menjadi yang terberat bagi Indonesia karena melalui drama rubber game selama lebih dari 1,5 jam.

Greysia tidak mau memikirkan beban medali agar lebih leluasa meladeni lawannya, meski pada akhir pertandingan staminanya tak kuat menahan beban fisik hingga mengalami kram kaki dan terpaksa dibantu berjalan keluar lapangan.

Sebagai atlet, adalah hal biasa menanggung rasa sakit dan lelah yang berlebih di badan. Hal yang terpenting baginya adalah tetap fokus dan bersiap untuk laga lanjutan, katanya.

"Kami tahu punya beban dan tekanan, tapi kami tidak mau memikirkannya terlalu banyak. Kami hanya ingin menikmati setiap pertandingan," ungkap Greysia.

Pelatih ganda putri Pelatnas Cipayung, Eng Hian, yang mendampingi Greysia / Apriyani di Tokyo juga memperhatikan permainan atlet asuhannya tetap stabil meski mengalami tekanan di pertandingan.

Baca Juga: Bertekad Tebus Kegagalan di Tokyo, Pemanah Riau Ega Tak Sabar Tampil di Paris 2024

Setiap tahapan dan pengalaman yang didapat, menjadi bekal Greysia / Apriyani memupuk semangat menghadapi laga lainnya.

"Prosesnya cukup luar biasa dari hari demi hari, terutama di Tokyo. Mereka melewati laga tanpa memikirkan hasil yang terlalu jauh. Dari awal memang prinsipnya bersyukur untuk hasil hari ini dan berdoa untuk hari besok," kata pria yang akrab disapa Didi itu.

Tidur 10 Jam

Sikap santai masih diterapkan Greysia / Apriyani jelang babak final. Misalnya saja Greysia, meski pernah tampil di Olimpiade 2012 London 2012 dan Rio 2016, namun belum pernah lolos ke partai puncak.

Cerita dari senior, soal ketat dan menegangkannya laga final, tak membuat atlet yang 10 tahun lebih tua dari Apriyani ini urung menikmati jeda istirahatnya.

Dia menceritakan bahwa masih bisa makan dan tidur enak, bahkan tidak memusingkan cerita-cerita dari seniornya sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI