Para peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, menginfeksi kera rhesus dengan SAR-CoV-2 dan menemukan mereka mengembangkan “penyakit pernapasan ringan”.

Meskipun mereka tidak mengalami demam atau gejala serius, paru-paru mereka menunjukkan tanda-tanda pneumonia, sebanding dengan beberapa infeksi COVID-19 pada manusia.
Berdasarkan bukti ilmiah terbatas di atas, penutupan sementara taman nasional digunakan sebagai langkah pencegahan dalam melindungi spesieslangka dan terancam punah.
Gorila gunung diperkirakan hanya tersisa kurang dari 1.000 ekor di seluruh dunia.
Mereka hanya dapat ditemukan di pengunungan sekitar Uganda, Republik Demokratik Kongo dan Rwanda.
Karena jumlahnya yang tinggal sedikit, pihak pengelola tidak mau mengambil risiko untuk tetap membuka taman nasional karena ditakutkan gorila bisa terkena dampak virus corona Covid-19. (HiTekno.com).