Punya 27 Sensor, Aplikasi Ini Bisa Pantau Kualitas Udara Jakarta

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 26 September 2020 | 18:15 WIB
Punya 27 Sensor, Aplikasi Ini Bisa Pantau Kualitas Udara Jakarta
Aplikasi Nafas. [Gojek]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingginya polusi udara di Jakarta yang berkontribusi terhadap 5,5 juta kasus infeksi saluran pernafasan atau 11 kasus per menit, mendesak semua pihak bergerak mencari solusi atau langkah antisipasi.

Pemprov DKI menggandeng Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies, meluncurkan kerja sama berupa Aksi Menuju Udara Bersih Jakarta, belum lama ini. Teleconference turut dihadiri Gubernur DKI Anies Baswedan.

Langkah pertama adalah Pemantauan Kualitas Udara Ambien, di mana salah satu inisiatif adalah memperbesar jaringan pemantauan kualitas udara di Jakarta.

Sebagai aplikasi kualitas udara lokal yang telah diluncurkan minggu ini, nafas telah memasang 27 sensor kualitas udara di berbagai titik DKI Jakarta. Setiap sensor itu nantinya dapat memberikan data kualitas udara real-time bagi pengguna melalui aplikasi.

Kondisi udara di Jakarta pada 30 Agustus 2018. [Shutterstock]
Ilustrasi polusi udara di Jakarta. [Shutterstock]

Aplikasi pemantauan kualitas udara ini memberikan data kualitas udara di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok.

"Data yang benar-benar lokal sangat penting untuk mengetahui kualitas udara di sekitar mereka. Hal inilah yang membuat kami merancang nafas untuk terhubung ke total 45 jaringan sensor PM2.5 kami sendiri di Jabodetabek," ungkap Nathan Roestandy, co-founder & Chief Executive Officer nafas melalui keterangan resminya.

Piotr Jakubowski, mantan Chief Marketing Officer Gojek sekaligus co-founder & Chief Growth Officer nafas mengatakan bahwa sensor yang digunakan juga dipakai di lebih dari 400 pemerintah lokal di seluruh Eropa termasuk Inggris, Belanda, Norwegia, Polandia, Italia, Jerman, Belgia dan lain-lain.

Dengan jaringan 45 sensor yang sudah terpasang, Nathan dan Piotr berharap data kualitas udara ini bisa dipakai pemerintah dan juga publik dengan aplikasi yang mudah dipakai dan dibaca.

Isabella Suarez, Southeast Asia Analyst di CREA (Center For Research on Energy and Clean Air) salah satu organisasi yang menjalankan riset tentang polusi udara mengungkapkan bahwa jaringan pemantauan yang besar memungkinkan, warga Jakarta tidak hanya memantau udara yang mereka hirup secara real time, tetapi juga memberi mereka alat yang ampuh untuk memastikan bahwa inisiatif penting ini berjalan seperti yang dijanjikan.

Baca Juga: Anies: Jakarta Butuh Rp 60,8 Triliun Biaya Kesehatan Dampak Polusi Udara

Salah satu contoh case study kesuksesan pemasangan jumlah sensor pemantauan kualitas udara adalah Breathe London, inisiatif pemerintah kota London di Inggris. Dengan menciptakan jaringan 100 sensor, proyek tersebut melengkapi kekurangan data area dengan tingkat polusi tinggi yang tadinya belum terpenuhi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI