Setelah Peretasan Rusia, Google Down, Dihack?

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 15 Desember 2020 | 06:30 WIB
Setelah Peretasan Rusia, Google Down, Dihack?
Logo Google. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jutaan orang tidak dapat mengakses akun Google mereka, termasuk Gmail dan YouTube, setelah mesin telusur terbesar di dunia itu down. Ini terjadi hanya beberapa hari setelah pelanggaran besar terhadap lembaga Pemerintah AS oleh peretas Rusia.

Pemadaman berlangsung selama lebih dari satu jam. Downdetector.com telah mengonfirmasi masalah besar dengan situs web dan layanannya.

Google Drive, Google Trends, dan program serta layanan lain dari Alphabet Inc juga turun. Ribuan orang telah melaporkan pemadaman dengan mesin pencari terbesar di dunia.

"Kami menyadari adanya masalah dengan Gmail yang mempengaruhi mayoritas pengguna. Pengguna yang terpengaruh tidak dapat mengakses Gmail," tulis pernyataan Google dilansir laman Express, Selasa (15/12/2020).

Ilustasi Gmail di smartphone. [Shutterstock]
Ilustasi Gmail di smartphone. [Shutterstock]

“Kami sadar banyak dari Anda yang mengalami masalah saat mengakses YouTube - tim kami sadar dan menyelidikinya. Kami akan mengabari Anda di sini segera setelah kami memiliki lebih banyak infromasi," cuit akun Twitter TeamYouTube.

Seorang ahli keamanan memperingatkan pemadaman ini bisa menjadi "9/11 serangan peretasan cyber". Will Geddes mengatakan kepada TalkRADIO Mike Graham bahwa awalnyaserangan itu awalnya ditujukan ke AS.

"Ada sejumlah departemen dan organisasi federal AS yang juga diserang. Jadi ini cukup memprihatinkan, ini bisa jadi serangan peretasan dunia maya 9/11. Mungkin saja ada aktor negara di belakangnya," ujarnya.

Pemadaman global ini terjadi beberapa jam setelah Pemerintah AS menjadi sasaran para tersangka peretas Rusia dalam serangan dunia maya.

Menurut laporan, peretasan itu sangat serius sehingga menyebabkan pertemuan Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih selama akhir pekan.

Baca Juga: Google Down, Ini Penjelasan dan Dampaknya

Departemen Perdagangan AS mengonfirmasi pada Minggu bahwa pihaknya telah menjadi korban pelanggaran data.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI