Para ahli menambahkan, pusat galaksi Abell 2261 adalah tempat yang baik untuk berburu lubang hitam seperti itu karena mengandung beberapa kemungkinan tanda-tanda penggabungan.
Dalam studi terbaru, tim yang dipimpin oleh Kayhan Gultekin dari University of Michigan menemukan bahwa konsentrasi gas panas yang paling padat tidak berada di wilayah pusat galaksi.
Tetapi, data Chandra tidak mengungkapkan sumber sinar-X yang signifikan, baik di inti galaksi atau di gumpalan bintang yang lebih jauh sehingga lubang hitam supermasif yang hilang masih menjadi misteri.
Tim ahli berharap misteri tersebut dapat dipecahkan oleh penerus Hubble, James Webb Space Telescope (JWST), teleskop raksasa NASA yang akan diluncurkan pada Oktober 2021.
![Logo NASA. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/01/79345-logo-nasa.jpg)
Namun, jika JWST tidak juga menemukan lubang hitam di jantung galaksi Abell 2261 atau di salah satu gumpalan bintangnya yang besar, maka kemungkinan terbesar adalah lubang hitam tersebut telah "mundur" jauh dari pusat galaksi.