Menurut WHO, orang biasanya terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang terkontaminasi dan tidak ada penularan yang berkelanjutan di antara manusia.
Strain H5N1 pada manusia dapat menyebabkan penyakit parah dan memiliki angka kematian 60 persen.
Laporan Gwenael Vourc'h, kepala penelitian di Institut Nasional untuk Pertanian, Pangan, dan Lingkungan Prancis, mengatakan bahwa virus influenza diketahui berevolusi cukup cepat dan mungkin ada kasus lain selain yang dilaporkan di Rusia.
Di sisi lain, Francois Renaud, peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), mengatakan ia tidak terlalu khawatir pada tahap ini.

Renaud menambahkan bahwa pandemi virus Corona (Covid-19) telah mengajarkan negara-negara untuk bereaksi cepat terhadap potensi ancaman kesehatan.
Vektor State Virology and Biotechnology Center Rusia yang mendeteksi penularan virus flu burung ke pekerja juga mengembangkan salah satu dari beberapa vaksin virus Corona.
Para ahli mengatakan bahwa lab tersebut siap untuk mulai mengembangkan alat tes yang akan membantu mendeteksi potensi kasus H5N8 pada manusia dan mulai mengerjakan vaksin.