Dilansir dari Live Science, Senin (19/4/2021), pengujian ini memang tidak mudah.
Anjing-anjing tersebut cenderung membedakan antara aroma pasien yang sebenarnya dan bukan status infeksinya.

Selain itu, anjing juga bingung dengan sampel dari pasien yang baru saja pulih dari Covid-19 tetapi memiliki hasil tes negatif.
Tetapi karena anjing dilatih berulang kali pada sampel yang sama dari pasien yang sama, hewan itu tidak dapat menggeneralisasi ke sampel yang benar-benar baru.
Pada penelitian selanjutnya, para ahli harus melatih anjing pada sampel yang beragam dan tidak berulang kali menguji pada sampel dari individu yang sama.