Google dan Bebras Indonesia Beri Keterampilan Computational Thinking ke 27.000 Pengajar

Liberty Jemadu
Google dan Bebras Indonesia Beri Keterampilan Computational Thinking ke 27.000 Pengajar
Google Indonesia sebagai ilustrasi [Suara.com/Tivan Rahmat].

Sebanyak 27.054 pengajar dan 16.000 siswa telah memperoleh latihan Computational Thinking dari Bebras Indonesia dan Google.

Suara.com - Google bersama Bebras Indonesia telah melatih lebih dari 27.000 pengajar di 75 kota di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mengajar secara online di tengah pandemi COVID-19.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan Bebras Indonesia telah menggelar Gerakan Pandai pada 2020 untuk meningkatkan daya saing para pengajar di tingkat internasional. Program ini memperoleh bantuan sebesar 1 juta dolar AS dari Google.org, unit amal Google.

“Pada Februari 2020, kami mengumumkan hibah sebesar satu juta dolar AS kepada Bebras Indonesia untuk melatih keterampilan Computational Thinking pada 22.000 pengajar agar lebih mampu menyiapkan pelajar dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional,” kata Randy menjelaskan soal Gerakan Pandai di sela-sela acara Google for Education, Selasa (3/8/2021).

Dalam program Gerakan Pandai itu, Bebras Indonesia bermitra dengan 60 universitas dan turut membantu para pengajar beradapasi dengan tantangan mengajar online yang sedang tren saat ini.

Baca Juga: Aplikasi Meta AI Sudah Tersedia di Indonesia, Pesaing ChatGPT dan Google Gemini

Bebras Indonesia dalam programnya bersama Google melatih para pengajar keterampilan Computational Thinking (CT), yang dapat diterapkan kepada para murid saat pembelajaran daring berlangsung.

Ketua Bebras Indonesia Inggriani Liem mengatakan sebanyak 27.054 pengajar telah mengikuti webinar dalam pelatihan tersebut.

“Guru yang sudah dilatih sekitar 27.054 yang mengikuti webinar, tetapi karena masa pandemi bebannya berat. Siswa yang sudah tersentuh baru 16.000,” kata Inggriani.

Inggriani menjelaskan pihaknya harus melakukan penyesuaian dengan merubah semua bentuk kegiatan pelatihan tersebut ke dalam bentuk daring akibat dampak dari COVID-19 saat ini. Ia mengungkapkan, pelatihan tersebut mampu memberikan dampak positif berupa melatih cara berpikir dalam mengenali struktur dan logika.

“CT bukan sekadar menjawab soal online, tapi membaca dan menyimak kejadian sehari-hari. Menstrukturkan apa pun yang dilihat, komposisi seperti apa, ada pola seperti apa. Itu kan semacam latihan berpikir mengenali struktur dan logika,” katanya.

Baca Juga: Penampakan UI Android 16 Beredar, Tampilan Ikon Lebih Modern

Kepala Sekolah dari SMP Damian Bandung, Connieta Theotirta mengatakan melalui pelatihan tersebut, guru dapat menyadari bahwa setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan.