Suara.com - Raksasa teknologi Meta akhirnya menghadirkan iklan ke aplikasi WhatsApp. Ini adalah perubahan besar yang dilakukan Meta setelah 11 tahun mengakuisisi aplikasi percakapan tersebut.
Perusahaan induk Facebook dan Instagram itu mengatakan bahwa akun WhatsApp Business (WA Bisnis) kini dapat menjalankan apa yang disebut status ads.
Dengan iklan status ini, mereka bisa mengarahkan pengguna untuk berinteraksi dengan akun tersebut lewat fitur iklan yang ditampilkan di 'Updates', sebuah tab yang berisi status WhatsApp dari pengguna hingga saluran (channel).
Head of Product Business Messaging Meta, Nikila Srinivasan menjelaskan kalau perusahaan bakal menggunakan data pengguna seperti negara, kota, perangkat, hingga bahasa untuk menyajikan iklan di WhatsApp.
Bahkan informasi pengguna seperti siapa yang mereka ikuti atau bagaimana mereka berinteraksi juga menjadi basis data iklan WhatsApp, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (18/6/2025).
Selain iklan, monetisasi WhatsApp yang juga dilakukan Meta ada di fitur Channels. Nantinya pengelola saluran WhatsApp perlu mengeluarkan biaya lebih demi mempromosikan akun mereka.
Cara kerja promosi akun ini mirip seperti yang dilakukan Apple dan Google, di mana aplikasi yang diiklankan bakal ditampilkan juga saat pengguna mencari aplikasi tertentu.
Selain itu, administrator saluran juga dapat mengenakan biaya berlangganan bulanan kepada pengguna untuk mengakses 'Updates' dan konten eksklusif.
Meta sendiri tidak akan mendapatkan komisi dari biaya langganan bulanan itu. Namun ke depan mereka berencana untuk mengambil potongan 10 persen.
Baca Juga: 7 Aplikasi Penghasil Uang Terbaru, Langsung Cair ke DANA
Kendati begitu Meta memastikan kalau iklan dan monetisasi ini hanya ada di kolom Updates. Artinya pengguna tidak akan melihat promosi itu di tab percakapan biasa.
Pendiri haramkan ada iklan di WhatsApp
WhatsApp sendiri diluncurkan ke publik pada 2009 silam. Aplikasi percakapan tersebut memulai debutnya ke sistem operasi iOS Apple, sebelum menyebar ke Android di tahun 2010.
Sejak awal, para pendiri WhatsApp Jan Koum dan Brian Acton melarang platform tersebut menampilkan iklan. Bahkan ketika WhatsApp diakuisisi Meta di tahun 2014, pendirian itu masih konsisten dilakukan.
Namun pada 2018, Jan Koum dan Brian Acton kompak meninggalkan Facebook setelah dilaporkan berselisih dengan para petinggi perusahaan yang berencana memasukkan iklan ke WhatsApp.
Debut iklan di aplikasi WhatsApp ini sekaligus menjadi langkah signifikan dalam rencana CEO Meta, Mark Zuckerberg, untuk menjadikan WhatsApp sebagai 'babak berikutnya' dalam sejarah perusahaan.