"Sinar Matahari yang dipantulkan dari bumi, dan itulah yang semakin redup," kata Goode.
Faktanya, Bumi sekarang memantulkan sekitar setengah watt lebih sedikit cahaya per meter persegi daripada 20 tahun yang lalu, setara dengan penurunan 0,5 persen dalam reflektansi Bumi.
Bumi memantulkan sekitar 30 persen sinar Matahari yang menyinarinya.
Selama 17 tahun pertama, data terlihat kurang lebih sama, sampai pada titik di mana para peneliti hampir membatalkan sisa penelitian.
"Kami agak enggan untuk melakukan data tiga tahun terakhir karena terlihat sama selama 17 tahun, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk melakukannya karena kami berjanji pada diri sendiri 20 tahun data mari kita lakukan ini, dan kami mendapat yang tak terduga," ucap Good.
Tiga tahun terakhir penelitian mereka menunjukkan bahwa cahaya tanah telah turun secara dramatis. Begitu banyak, mereka pikir data mereka cacat.
![Sisi gelap Bulan. [NASA]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/10/11/79574-sisi-gelap-bulan.jpg)
"Ketika kami menganalisis data tiga tahun terakhir, itu terlihat berbeda," kata Goode sebagaimana melansir laman CNN, Senin (11/10/2021).
"Pantulan telah turun secara nyata. Jadi kami pikir telah melakukan sesuatu yang salah. Jadi kami mengulanginya beberapa kali dan ternyata itu benar."
Mereka melihat data tidak berkorelasi dengan kecerahan matahari yang bervariasi karena siklus Mataharinya, yang berarti penyebabnya pasti sesuatu yang lain.
Baca Juga: BRIN Telusuri Sejarah Gempa dan Tsunami untuk Antisipasi Bencana
Apa yang mereka perhatikan adalah penurunan tutupan awan. Sinar Matahari dipantulkan dari puncak awan dan dipantulkan kembali ke angkasa.