Suara.com - Meta, perusahaan induk Facebook, menemukan bahwa situasi pandemi nyatanya membawa berbagai dampak signifikan terhadap kesehatan mental dan interaksi sosial.
Salah satu faktor utama yang menimbulkan perasaan sedih, takut, frustrasi, dan kesepian selama pandemi Covid-19 adalah perilaku seperti menjaga jarak, melakukan karantina, dan menghindari kerumunan.
"Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk bisa terus bertahan dan berkembang," kata Meta dalam rilis yang diterima, Kamis (11/11/2021).
Pembatasan jarak juga membuat kebutuhan manusia untuk saling terhubung menjadi tidak terpenuhi. Akan tetapi, Meta telah melihat banyak pengguna yang memanfaatkan platform mereka untuk saling terhubung dan memberikan dukungan ke orang terdekatnya.
"Meski dalam pembatasan seperti ini, penting untuk tidak abai menyapa dan menanyakan kabar orang-orang terdekat kita dengan memanfaatkan teknologi," tutur Meta.
Meta juga menemukan bahwa pandemi telah membuka percakapan tentang kesehatan mental di seluruh dunia. Hal ini disebut menjadi awalan baik untuk meredam stigma negatif yang melekat pada topik seputar kesehatan mental.
Topik terkait kesehatan mental juga memberikan kesempatan bagi komunitas yang rentan dan terabaikan untuk mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Untuk itulah, Meta mengklaim akan terus memperluas akses informasi dan edukasi dasar seputar kesehatan mental kepada semua kalangan, terutama bagi komunitas yang sulit mendapatkan informasi seputar masalah kesehatan mental.
"Kami terus berupaya memberikan orang-orang sumber daya tersebut," kata perusahaan induk dari Facebook, WhatsApp, dan Instagram ini.
Baca Juga: Logo Meta dari Facebook Ternyata Mirip dengan Start Up Malaysia
Dalam penerapannya, Meta berkolaborasi dengan mitra global untuk kesehatan mental seperti WHO dan UNICEF dalam mengembangkan sebuah Pusat Informasi Kesehatan Emosional (www.facebook.com/emotional_health) yang tersedia di aplikasi Facebook.
"Hingga saat ini, lebih dari 23 juta orang di seluruh dunia telah terhubung dengan organisasi dan para ahli kesehatan mental melalui pusat informasi ini," jelasnya.