Setelah itu, tim SSI akan memasangkan peserta tersebut dengan coach yang paling cocok. Kurikulum yang didapat pun akan bersifat personalized.
Dengan begitu, SSI bisa menjadi program inkubasi intensif yang benar-benar efektif karena menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan para peserta, dan bukan sebaliknya.
“Di awal mengembangkan Dekoruma, kami mendapatkan banyak sekali nasihat dan masukan bermanfaat dari teman-teman," ungkap Dimas Harry Priawan, Co-Founder Dekoruma yang menjadi salah satu coach.
Sementara itu, Maria Sahara selaku Group Product Manager Xendit mengaku senang bisa berbagi pengetahuan dan pengalamannya selama bekerja di perusahaan multi-teknologi dalam tujuh tahun terakhir.
“Terkadang, dalam perjalanan mengembangkan startup, kita membutuhkan pihak eksternal untuk memberikan perspektif baru," tuturnya.
Ia menekankan, walaupun banyak pendiri startup memulai perusahaannya dengan visi atau mimpi besar, mereka harus memiliki rencana eksekusi yang jelas dan spesifik agar bisa benar-benar mewujudkan perubahan yang diinginkan.
![Ilustrasi startup. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/12/31/64782-ilustrasi-startup.jpg)
Selain itu, Maria juga menyarankan para penggerak startup untuk terus melakukan uji coba terhadap aplikasi mereka, aplikasi kompetitor, atau alternatif lain yang ada di pasaran.
Aviandri Hidayat, Vice President of Product Mekari dan salah satu coach SSI selalu berpesan kepada para peserta untuk terus belajar dan berinovasi, serta membuka pikiran untuk berbagai kemungkinan.
“Dari pengalaman selama membesarkan startup, kita harus terbuka akan semua feedback, baik dari pengguna, mentor, dan teman-teman," ungkapnya.
Baca Juga: Hijrah ke Siaran TV Digital Akan Tingkatkan Kualitas Pertelevisian Indonesia
Dia berharap, melalui program ini dapat menemukan perusahaan unicorn Indonesia selanjutnya.