Berdasarkan pengamatan teleskopik awal oleh astronom Tycho Brahe, Kepler menyadari bahwa planet-planet bergerak dalam orbit elips, bukan lingkaran sempurna seperti yang dibayangkan oleh banyak astronom sebelumnya.
Dilansir dari Space.com, Rabu (5/1/2021), Kepler menemukan bahwa garis tak kasat mata yang menghubungkan planet ke Matahari, memiliki luasan yang sama dalam waktu yang sama selama perjalanan planet mengelilingi Matahari.
Dengan kata lain, sebuah planet akan melakukan perjalanan lebih cepat ketika berada paling dekat dengan Matahari dan lebih lambat ketika menjauh.
Perbedaan kecepatan ini dapat dijelaskan lebih lanjut menggunakan teori gravitasi.
"Jika kita menghitung perbedaan jarak antara aphelion dan perihelion, hanya ada sekitar 7 persen perbedaan rata-rata (energi Matahari) global yang kita terima. Jadi itu tidak berpengaruh banyak dalam hal cuaca," kata Walter Petersen, ilmuwan fisika di Marshall Space Flight Center, NASA.
![Fenomena Perihelion. [Earthsky]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/01/05/35572-fenomena-perihelion.jpg)
Dengan kata lain, musim dingin masih akan terasa dingin di belahan Bumi utara, meskipun Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari.