Tiga tip pertama melibatkan pengecekan fakta, tetapi di luar itu, pola/gaya informasi yang disajikan adalah penting.
Bahkan jika penulis tidak menyebarkan kebohongan langsung, penekanan yang tepat dan fakta yang dipilih dengan cermat dalam sebuah artikel dapat mendistorsi gambaran dan memengaruhi pendapat pembacanya.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan bias atau agenda sumber karena akan membantu Anda menimbang informasi yang diterima secara lebih objektif.
5. Memerhatikan detail
Jika fakta dasar terlihat koheren, perhatikan detailnya, seperti gambar, kutipan, istilah, dan lain-lain.
Kaspersky akan membahas setiap poin secara terpisah:
![Logo Kaspersky. [Kaspersky]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/23/75684-logo-kaspersky.jpg)
- Gambar dapat diubah menggunakan Photoshop dan alat pengeditan lainnya. Untuk melihat
apakah gambar telah diubah, coba cari gambar orisinil dengan pencarian gambar Google atau
TinEye. - Kutipan juga kerap diambil di luar konteks, contoh terbaru adalah kutipan dari Forum Ekonomi
Dunia, “Anda tidak akan memiliki apa-apa. Dan kamu akan bahagia.” Bahkan pencarian cepat di internet pada kata-kata pertama biasanya membantu untuk melihat gambaran lengkap dan memahami apa yang sebenarnya ingin dikatakan seseorang.
6. Mencari keberagaman kasus
Ketika datang ke teks-teks yang merujuk pada beberapa dugaan fenomena massa.
Sebaiknya fokus pada hal-hal seperti nama, usia atau saksi mata, serta tempat dan tanggal acara.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Digital Anak Di Era Sekarang
Jika detail kunci seperti itu dalam cerita mengalami kecocokan secara berulang, kemungkinan itu adalah kasus tunggal, dan bukan fenomena massal yang mereka coba yakinkan.