Keamanan Ponsel Pintar dan Cara Data Disimpan, Diprediksi Jadi Ancaman Privasi 2023

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 14 Desember 2022 | 08:00 WIB
Keamanan Ponsel Pintar dan Cara Data Disimpan, Diprediksi Jadi Ancaman Privasi 2023
Ilustrasi smartphone (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 2023, kita akan menyaksikan pembentukan pasar yang lebih beragam untuk behaviour tracking (informasi tentang kebiasaan browsing pengguna) akibat penerapan hukum setempat.

Selain itu, ponsel cerdas (smartphone) akan mengambil alih dokumen tradisional dan gagasan metaverse akan menjadi bagian dari realitas kita.

Semua perubahan ini pasti akan menuntut keamanan berbagai perangkat dan teknologi. Ini adalah kutipan dari laporan “Prediksi privasi untuk tahun 2023” dari Kaspersky.

Tahun ini ditandai dengan aktivitas regulasi terkait privasi di seluruh dunia, yang menargetkan sektor korporat dan swasta.

Beberapa tindakan menangani praktik pengawasan komersial dan keamanan data yang merugikan konsumen, sementara yang lain menangani teknologi pembelajaran mesin yang invasif untuk lebih melindungi data sensitif.

Namun, masih banyak masalah privasi yang dihadapi masyarakat dalam waktu dekat, terutama yang terkait dengan agenda geopolitik dan ekonomi saat ini.

Ilustrasi perlindungan data pribadi. [Freepik]
Ilustrasi perlindungan data pribadi. [Freepik]

Prakiraan ini dikembangkan berdasarkan pergeseran dan tren yang disaksikan oleh pakar privasi di Kaspersky pada 2022.

Balkanisasi internet akan mengarah pada pasar behaviour tracking yang semakin beragam (dan terlokalisasi) dan pemeriksaan transfer data lintas batas (cross-border).

Preferensi pada pemain lokal, yang mungkin memiliki berbagai implikasi privasi.

Baca Juga: 3 Perusahaan Terknologi Dunia dalam Memanfaatkan Dunia Metaverse

Sementara perusahaan teknologi besar, mungkin menghabiskan lebih banyak biaya untuk keamanan daripada perusahaan yang lebih kecil, bahkan mereka memiliki andil dalam pelanggaran data.

Entitas yang lebih kecil mungkin kurang menarik bagi peretas, tetapi juga kurang mendapat pengawasan dari badan pengatur.

Kemudian, saat ini ponsel cerdas atau perangkat lain banyak digunakan sebagai metode pembayaran, membuat kartu debit dan kredit klasik menjadi usang di beberapa negara.

Selain itu, ponsel dapat digunakan sebagai versi digital dari kartu identitas yang mungkin dapat membawa kenyamanan dan risiko.

Di satu sisi, sistem yang diterapkan dengan benar dapat membantu menangani verifikasi harian tanpa harus menunjukkan kepada kasir seluruh dokumen dengan perincian lain seperti nama atau alamat.

Di sisi lain, menggunakan ponsel cerdas untuk menyimpan data pribadi dalam jumlah yang semakin banyak menciptakan satu titik kegagalan, sehingga menimbulkan masalah keamanan yang serius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI