Microsoft akan mengumumkan pendapatan kuartal kedua fiskal 2023 pada 25 Januari, dan pemotongan serta biaya 1,2 miliar Dolar AS dengan jelas menandakan beberapa target pendapatan yang terlewatkan di bagian bisnis Microsoft.
Microsoft mengakhiri tahun fiskal 2022 dengan pendapatan 198 miliar Dolar AS dan pendapatan operasional 83 miliar Dolar AS, dengan Microsoft Cloud-nya melampaui 100 miliar Dolar AS pendapatan tahunan untuk pertama kalinya.
Putaran PHK ini adalah salah satu yang terbesar yang pernah dilakukan Microsoft, melampaui pengurangan 5.800 pada 2009 dan kedua dari 18.000 posisi yang dipotong pada 2014.
Namun pengurangan pada 2014 itu terjadi tidak lama setelah Nadella diangkat sebagai CEO dan melibatkan pemecatan sekitar 12.500 mantan karyawan Nokia.
Microsoft adalah yang terbaru dalam jajaran perusahaan Teknologi Besar yang mengumumkan PHK.
Meta mengumumkan PHK yang memengaruhi 11.000 karyawan tahun lalu dan PHK besar-besaran Amazon akan memengaruhi 18.000 karyawan.
Pemutusan hubungan kerja di Microsoft terjadi hanya beberapa hari setelah perusahaan menerapkan kebijakan cuti tak terbatas yang baru.
![Microsoft. [Greg Baker/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/02/21/60185-microsoft.jpg)
Karyawan Microsoft yang memiliki saldo liburan yang tidak terpakai akan mendapatkan pembayaran satu kali pada bulan April, dan manajer akan dapat menyetujui "Waktu Istirahat Bebas" tanpa batas.
Kebijakan tersebut mendapat tanggapan beragam secara internal di Microsoft, dengan beberapa karyawan menyukai fleksibilitas dan yang lainnya memperingatkan kurangnya hari dan tunjangan yang dijamin.
Baca Juga: Usai Xiaomi, Giliran Black Shark PHK Ribuan Karyawan
PHK juga terjadi hanya beberapa minggu setelah Nadella mengisyaratkan bahwa pembuat perangkat lunak dan perusahaan teknologi lainnya akan menghadapi tantangan dua tahun ke depan.