Hal ini berpotensi memungkinkan penjahat dunia maya untuk mencegat dan mengakses berbagai jenis data, termasuk nama anak, usia, jenis kelamin, negara tempat tinggal, dan bahkan alamat IP mereka – dengan menyadap dan menganalisis lalu lintas jaringan.
Terlebih lagi, kelemahan ini memungkinkan penjahat dunia maya mengeksploitasi kamera dan
mikrofon robot, melakukan panggilan langsung ke pengguna, tanpa melewati otorisasi yang diperlukan dari akun wali.
Jika seorang anak menerima panggilan ini, penyerang dapat berkomunikasi secara diam-diam, tanpa persetujuan orang tua.
Dalam kasus seperti ini, penyerang dapat memanipulasi pengguna, berpotensi memancing mereka keluar dari rumah atau mempengaruhi mereka untuk melakukan perilaku berisiko.
Selain itu, masalah keamanan aplikasi seluler induk dapat memungkinkan penyerang mengambil
kendali robot dari jarak jauh dan mendapatkan akses tidak sah ke jaringan.

Dengan menggunakan metode brute force untuk memulihkan enam digit kata sandi satu kali (OTP), dan tanpa batasan pada upaya yang gagal.
Penyerang dapat menghubungkan robot ke akunnya dari jarak jauh, sehingga secara efektif membuat perangkat lepas dari kendali pemilik