"Jadi dari situs freelance itu gue menawarkan jasa desain konten dengan bayaran Rp 250 ribu per project. Nah muncul tawaran dari si engkoh (sebutan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Tiongkok: red) buat konten promosi game," tutur Jonathan.
"Saya bisa kasih kamu Rp 4 juta untuk percobaan 15 hari. Jadi sebulan Rp 8 juta," kenang dia sembari menirukan ujaran sang engkoh.
Jonathan tak mau ambil pusing dan sepakat menerima tawaran itu. Ia hanya menautkan situs judi online dalam konten media sosial, di mana satu hari link itu bisa menampung deposit penjudi hingga ratusan juta rupiah.
Lambat laun gajinya naik jadi Rp 10 juta per bulan. Jonathan tak lagi khawatir dengan biaya tempat tinggal, makan sehari-hari, ataupun 'iklan' konten di media sosial, karena semuanya sudah dibayar oleh sang atasan.
Gaya hidupnya pun sudah berubah. Dari yang awalnya tinggal di indekos 2x3 meter persegi, sekarang bisa pindah-pindah apartemen. Mulanya uang untuk makan harus pinjam kerabat dekat, dia sudah mampu membayar semua kebutuhan harian tim yang terdiri dari lima orang itu.
Jonathan memutuskan berhenti kerja sekitar Agustus 2023, di mana saat itu masyarakat sudah mulai melek efek negatif judi online. Pemerintah maupun platform media sosial juga makin ketat memblokir konten judi slot di dunia digital.
Lebih lagi sang bos juga menawarkan pindah kerja ke negara Kamboja. Dirinya memilih keluar dari bisnis lingkaran setan tersebut.
"Satu hal yang pasti, masyarakat enggak akan menang dari judi online. Kalau pun mereka jackpot Rp 5 juta misalnya, itu seperti cashback saja. Pasti modal mereka sebelum depo bisa puluhan juta," aku dia.
Bak bumi dan langit
Baca Juga: Diburu karena jadi Influencer Judi Online, Polisi Sebut Katak Bhizer Kabur ke Luar Negeri
Beda nasib dari Jonathan, Faiz—bukan nama sebenarnya—dibuat miskin dari judi online. Asetnya hilang begitu saja karena permainan slot haram itu.
Bermula dari deposit Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu, Faiz terus-terusan menambah modal judi hingga Rp 12 juta hanya dalam waktu semalam. Sesekali ia memang balik modal hingga puluhan juta, tapi setelahnya gagal total.
"Sampai jual barang-barang, motor, HP, jam, soalnya kayak orang sakau. Benar-benar enggak tenang kalau belum main slot," katanya kepada Suara.com, Rabu (2/10/2024).
Titik baliknya terjadi ketika dirinya melakukan salat taubat dua rakaat. Sajadah di atasnya basah karena tangisan air mata dari pria yang bekerja di lembaga negara tersebut.
"Bayangkan dua rakaat enggak terasa sampai setengah jam. Benar-benar basah sajadah karena tangis penyesalan sudah main judi yang bikin hidup gue hancur," sesal dia.
Kemalangan turut menimpa Andre—bukan nama sebenarnya. Meskipun sadar kalau judi online tak membuatnya kaya, dia justru ketagihan dan ingin terus melanjutkan, padahal tak jua balik modal.