Mengenal Apa Itu AirTag, Alat Pelacak Apple yang Rumornya Akan Diproduksi di Indonesia

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 20 Desember 2024 | 16:53 WIB
Mengenal Apa Itu AirTag, Alat Pelacak Apple yang Rumornya Akan Diproduksi di Indonesia
Airtag. [Đức Trịnh/Unsplash]

Suara.com - Apple dikabarkan mau investasi pabrik ke Indonesia agar bisa jualan iPhone 16. Kabarnya, pabrik yang akan dibangun di Batam itu bakal memproduksi perangkat AirTag.

Menurut laporan Bloomberg, pabrik AirTag di Batam ini Apple bisa menarik tenaga kerja hingga 1.000 orang. Lokasi itu dipilih karena akan memberikan keuntungan pajak dan impor untuk Apple.

Bahkan pabrik Apple di Batam ini direncanakan menjadi tempat produksi 20 persen perangkat AirTag secara global.

Namun sebenarnya apa itu AirTag?

AirTag adalah perangkat pelacak berbentuk lingkaran yang diluncurkan Apple sejak April 2021 lalu. Perangkat ini bisa terhubung dengan aplikasi Find My yang tersedia di gadget Apple seperti iPhone, Macbook, atau iPad.

AirTag sendiri bisa dipasangkan ke berbagai barang seperti dompet, tas, bahkan dikalungi ke hewan peliharaan. Jika pengguna lupa menaruh barangnya, maka ia bisa membunyikan AirTag dengan aplikasi Find My Apple untuk mencari lokasi barang tersebut.

Nah AirTag pun sudah dijual resmi ke Indonesia pada Juli 2021. Alat pelacak ini bisa dibeli di iBox dan Digimap selaku distributor resmi produk Apple di Indonesia.

Berdasarkan pantauan Suara.com di situs iBox dan Digimap pada Jumat (20/12/2024) sore, harga AirTag dijual mulai dari Rp 499.000 hingga Rp 699.000.

Drama Apple vs Indonesia

Baca Juga: Apple Akan Investasi Pabrik di Batam demi Jualan iPhone 16, Buka 1.000 Tenaga Kerja

Sekadar informasi, Pemerintah meminta Apple untuk menambah investasi ke Indonesia menjadi 1 miliar Dolar AS demi jualan iPhone 16.

Hal itu disampaikan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani saat Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI yang disiarkan secara virtual.

"Saya minta, kami sudah bicara, dan InsyaAllah mereka untuk tahap pertama, saya akan mendapatkan pernyataan secara tertulis. Saya minta dari mereka investasi 1 miliar Dolar AS, 1 billion USD, untuk tahap pertama," kata Rosan yang dikutip dari kanal YouTube Komisi XII DPR RI, Selasa (3/12/2024).

Ia menerangkan kalau komitmen investasi Apple ke Indonesia ini ditargetkan dapat dalam jangka waktu seminggu ke depan, yang selanjutnya akan dioper ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

"Jadi saya minta mereka melakukan itu secara tertulis. Mudah-mudahan dalam waktu mungkin satu minggu ini, saya sudah bisa mendapatkan komitmen itu yang akan saya serahkan kepada Kementerian Perindustrian," lanjut dia.

Rosan menilai kalau tawaran investasi Apple sebesar 100 juta Dolar AS atau Rp 1,5 triliun, yang sebelumnya disampaikan oleh Kemenperin, jumlahnya sangat kecil.

Makanya, Rosan meminta secara langsung kepada Apple untuk menambah jumlah investasinya ke Indonesia. Lebih lagi perusahaan asal Cupertino Amerika Serikat itu sudah menerima keuntungan dari penjualan iPhone di Indonesia.

"Kebetulan saya sudah berbicara langsung dengan mereka beberapa kali, dan saya sampaikan bahwa, karena saya juga berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian, bahwa investasinya ya harus lebih besar. Jangan di negara-negara Vietnam, karena mereka kan juga mengambil asas manfaat juga dengan penjualan iPhone-iPhone sebelumnya," timpal dia.

Rosan menilai penambahan jumlah investasi Apple didasarkan pada keadilan. Dengan keuntungan yang sudah didapatkan Apple, seharusnya mereka juga menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

Selain itu, dia juga ingin Apple melibatkan Indonesia ke dalam rantai pasokan perusahaan. Rosan mengharapkan dengan itu maka para pemasok Apple juga bakal investasi di Tanah Air.

"Dan juga yang paling penting bagaimana global value chain-nya ini, rantai pasoknya juga pindah investasi di kita. Karena biasanya kalau sudah satu (perusahaan pemasok komponen Apple: red) itu pindah, itu akan memberikan trigger atau trickle-down efeknya kepada supplier-suppliernya itu untuk investasi di Indonesia juga," pungkasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI