Teknologi AI di Industri Pertambangan Buat Indonesia Jadi Negara Berpengaruh di Dunia

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 25 April 2025 | 18:37 WIB
Teknologi AI di Industri Pertambangan Buat Indonesia Jadi Negara Berpengaruh di Dunia
ilustrasi AI (pexels/Tara Winstead)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menilai kalau adopsi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di industri pertambangan bisa menjadikan Indonesia jadi negara berpengaruh di dunia, setidaknya dalam satu dekade ke depan.

"Pemanfaatan teknologi AI oleh pelaku industri pertambangan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai global player dengan praktik pertambangan yang efektif, efisien dan berkelanjutan,” ungkap Nezar, dikutip dari siaran pers Komdigi, Jumat (25/4/2025).

Saat ini pemanfaatan teknologi AI dalam sektor pertambangan sudah berlangsung sejak empat tahun terakhir.

Wamenkomdigi Nezar Patria saat konferensi pers di Kantor Komdigi, Jakarta, Rabu (16/4/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]
Wamenkomdigi Nezar Patria saat konferensi pers di Kantor Komdigi, Jakarta, Rabu (16/4/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]

Menurut Nezar, penggunaan teknologi AI di sektor pertambangan mampu mengoptimalisasi rantai pasokan (supply chain) dan juga kegiatan produksi yang lebih efisien.

"Analisis data dan pengambilan keputusan yang diakselerasi oleh AI dapat mempercepat seluruh siklus, mulai dari eksplorasi, pengambilan produksi, hingga distribusi mineral," papar dia.

Bahkan, menurutnya, penggabungan machine learning (mesin pembelajaran) dengan computer vision memudahkan pengerjaan satu lahan pertambangan hanya dalam tempo hitungan jam. 

Nezar Patria menambahkan, hal itu bisa dibandingkan dengan tenaga manusia yang membutuhkan kurang lebih satu pekan dalam proses pengerjaan satu lahan tambang.

“Karena AI mampu meningkatkan produktivitas. Dan ini memang tujuan dari adopsi teknologi AI dengan potensi mencapai 308 miliar Dolar AS (sekitar Rp 5.190 triliun)," ujarnya.

"Kemampuan otomasi juga membantu mengurangi beban kerja dan waktu bagi penambang, sehingga dapat fokus pada high value activities, misalnya inovasi dan kreativitas bisnis,” tambahnya lagi.

Baca Juga: Pegatron Resmikan Smart Factory Berbasis AI dan 5G di Batam

Meski ada kekhawatiran akan dampak terhadap tenaga kerja di industri pertambangan, Nezar Patria meyakini adopsi teknologi AI akan dapat menciptakan nilai tambah dalam hasil pertambangan dengan mewujudkan pertambangan yang sustainable. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI