Suara.com - Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI / kecerdasan buatan) saat ini telah mendisrupsi banyak sektor, termasuk jurnalisme.
Dalam menghadapi tantangan ini, jurnalis dituntut untuk tidak hanya peka terhadap isu, tetapi juga mahir dalam menggunakan teknologi, khususnya AI.
Sebagai upaya peningkatan kompetensi, Indonesia Digital Berdaya (Indonesia DIGDAYA), bersama Indosat Ooredoo Hutchison menggelar IDCamp for Journalist.
Program ini menghadirkan pelatihan AI bersertifikasi untuk para jurnalis.
Rangkaian Offline Roadshow IDCamp for Journalist dimulaii di Surabaya pada 25 April 2025, dan di Jakarta pada 2 Mei 2025.
Sebagai puncak pelaksanaannya, Bootcamp AI IDCamp for Journalist akan digelar secara online.
Program ini terbuka untuk seluruh jurnalis di Indonesia secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.
Diah Kusuma Dewi, selaku VP Head of CSR Indosat Ooredoo Hutchison menjelaskan bahwa, Bootcamp AI untuk Jurnalis IDCamp 2025 ini merupakan bagian dari inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) Indosat Ooredoo Hutchison dalam pilar Pendidikan Digital.
“Objektif dari program ini adalah untuk meningkatkan literasi digital di kalangan jurnalis, memberikan pemahaman mendalam tentang AI, serta membekali mereka dengan keterampilan praktis dalam menggunakan alat-alat AI untuk mendukung pekerjaan jurnalistik,” jelasnya, Jakartam belum lama ini.
Baca Juga: Cara Membuat Foto AI Main PS dengan Artis di ChatGPT
Sementara itu, Indra Khairuddin, Chairman Indonesia DIGDAYA meyakini AI bukan untuk menggantikan jurnalis, tapi membantu memudahkan pekerjaan mereka.
Jurnalis yang memiliki keterampilan data dan AI akan lebih mampu untuk bersaing di era digital sehingga dapat meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia.
“Kami mengapresiasi komitmen Indosat dalam mengembangkan jurnalisme yang berkualitas,” ungkap Indra yang juga seorang Jurnalis.
Arsy Opraza, Dicoding dalam presentasinya mengatakan, alas an jurnalis perlu memahami AI.
Menurutnya, Informasi yang digali seorang Jurnalis terlalu banyak, sementara waktu menulis semakin singkat, dengan AI hal tersebut dapat disiasati.
Kemudian Ancaman berita palsu dan misinformasi makin sulit dibedakan.