Meskipun 83 persen responden menyadari inisiatif pemerintah yang ada untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, 97 persen menyerukan kemitraan publik-swasta yang lebih dalam, terutama dalam pengembangan AI dan keterampilan digital.
Para pemimpin bisnis menunjuk pada ciri-ciri kepemimpinan modern seperti kemampuan beradaptasi dan agile (71 persen), kolaborasi dan orientasi tim (63%), dan fokus yang kuat pada inovasi teknologi (78 persen) sebagai faktor penting dalam mendorong keberhasilan bisnis di lanskap digital yang berkembang pesat.
Catherine menambahkan kalau IBM percaya bahwa dengan membangun fondasi digital yang aman, menjembatani kesenjangan talenta, serta mendorong kerangka kerja nasional untuk AI yang etis melalui kolaborasi dan investasi infrastruktur akan menjadi faktor utama keberhasilan.
"Waktu untuk eksperimen telah berakhir. Kami percaya sekarang adalah waktu yang tepat memulai transformasi nyata untuk era baru AI ini. Bisnis dan pembuat kebijakan sama-sama memiliki peluang unik untuk membentuk pertumbuhan berbasis AI dalam skala besar. IBM bertujuan untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dan berkontribusi pada pengembangan ekosistem AI yang kuat di Indonesia," tutup Catherine Lian.
Sekadar informasi, Riset IBM bertajuk Unlocking Indonesia’s Economic Potential for Future Prosperity melibatkan lebih dari 500 pemimpin bisnis senior di seluruh Indonesia, yang mencakup berbagai industri baik swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).
Studi ini mengeksplorasi prospek ekonomi, strategi pertumbuhan, dan poin-poin penting guna membantu meningkatkan upaya mempercepat pembangunan berkelanjutan melalui AI.