Suara.com - Saat mencari HP flagship, nama Huawei sering muncul sejajar dengan Apple dan Samsung. Namun, satu hal yang sering menjadi pertanyaan, terutama bagi anak muda: "Kenapa HP Huawei mahal banget?"
Dibandingkan merek senegaranya seperti Xiaomi atau realme yang agresif di segmen harga terjangkau, Huawei justru menempatkan produk-produknya di kelas premium.
Ternyata, di balik banderol harga yang tinggi, ada investasi, inovasi, dan strategi besar yang membuat HP Huawei layak dihargai mahal.
Hal ini bukan sekadar gengsi, melainkan cerminan dari kualitas dan teknologi yang ditawarkan.
Berikut ini adalah empat alasan utamanya.
1. Investasi Gila-gilaan pada Riset dan Pengembangan (R&D)
Inilah alasan utama yang paling sering dikemukakan. Huawei adalah salah satu perusahaan teknologi dengan anggaran riset dan pengembangan (R&D) terbesar di dunia.
Pada tahun 2023, mereka menginvestasikan CNY 164,7 miliar (sekitar Rp 370 triliun), atau 23,4% dari total pendapatannya, untuk R&D. Angka ini bahkan melampaui investasi R&D Apple pada periode yang sama.
Apa dampaknya?
Baca Juga: Bukan Sony, Huawei Mate 80 Diprediksi Bawa Sensor Kamera SmartSens 50 MP
Teknologi Mandiri: Dana raksasa ini digunakan untuk menciptakan teknologi sendiri, mulai dari chipset (Kirin), modem 5G, hingga software dan arsitektur OS.
Inovasi Berkelanjutan: Huawei tidak mengikuti tren, mereka menciptakannya. Ini memungkinkan mereka untuk terus menjadi yang terdepan dalam inovasi.
"Kami ingin pengguna yang membeli smartphone Huawei itu beli kualitas dan inovasi, bukan membayar untuk beriklan di media atau pun brand ambassador," tegas Fisher Jiang, Country Head Huawei Device Indonesia.
Sederhananya, kamu tidak hanya membeli HP, tetapi juga membayar tiket untuk menikmati hasil riset teknologi paling mutakhir.
2. Kualitas Material dan Build Quality Tak Kenal Kompromi
Pegang HP flagship Huawei, dan kamu akan langsung merasakan bedanya. Huawei tidak segan menggunakan material premium yang mahal untuk membangun perangkatnya.
Kunlun Glass: Kaca pelindung layar ini adalah hasil R&D Huawei selama empat tahun. Terbuat dari miliaran nanokristal, Kunlun Glass diklaim 10 kali lebih tahan jatuh dibandingkan kaca biasa dan menjadi yang pertama meraih sertifikasi bintang lima dari SGS Swiss.
Dalam beberapa pengujian, kaca ini terbukti lebih tangguh dari Gorilla Glass Victus 2.
Material Bodi Mewah: Selain kaca super kuat, Huawei sering menggunakan material seperti aerospace-grade aluminum, keramik, hingga vegan leather (kulit sintetis kualitas tinggi) yang tidak hanya memberikan tampilan mewah tapi juga durabilitas dan genggaman yang lebih baik.
Proses manufaktur yang presisi dan penggunaan material kelas atas ini tentu memakan biaya produksi yang lebih tinggi, yang pada akhirnya memengaruhi harga jual.
3. Teknologi Kamera Revolusioner: Dari Leica ke XMAGE
Selama bertahun-tahun, kolaborasi dengan Leica menempatkan kamera Huawei di puncak persaingan fotografi mobile.
Setelah kemitraan berakhir, Huawei tidak mundur. Mereka meluncurkan platform imaging mandiri bernama XMAGE.
XMAGE bukan sekadar nama, melainkan sebuah ekosistem teknologi kamera yang mencakup:
Sistem Optik Canggih: Huawei adalah pionir dalam penggunaan lensa periskop untuk zoom jarak jauh dan memperkenalkan sistem variable aperture (bukaan lensa yang bisa diatur) secara fisik, memberikan kontrol layaknya kamera profesional.
Struktur Mekanik Inovatif: Contohnya pada Pura 70 Ultra yang memiliki struktur lensa yang bisa bergerak keluar-masuk secara mekanis, sebuah keajaiban rekayasa dalam bodi HP yang tipis.
Pemrosesan Gambar Superior: Menggunakan AI dan algoritma canggih, XMAGE mampu menghasilkan foto dengan warna yang akurat, detail tajam, dan performa luar biasa di kondisi minim cahaya.
Pengembangan dan implementasi teknologi kamera secanggih ini membutuhkan biaya yang sangat besar, menjadikannya salah satu pendorong utama harga HP Huawei.
4. Membangun Ekosistem Mandiri: HarmonyOS & HMS
Sejak terkena sanksi dagang oleh AS yang memutus akses ke Google Mobile Services (GMS), Huawei dihadapkan pada pilihan: menyerah atau membangun jalan sendiri. Mereka memilih yang kedua.
Membangun sistem operasi HarmonyOS dan Huawei Mobile Services (HMS) dari nol adalah sebuah pertaruhan raksasa yang menelan biaya luar biasa, yang meliputi:
Menciptakan OS yang stabil, aman, dan bisa berjalan di berbagai perangkat (HP, tablet, jam tangan, mobil).
Membuat toko aplikasi sendiri untuk menyaingi Google Play Store.
Huawei harus berinvestasi besar untuk meyakinkan para pengembang aplikasi agar mau membuat versi aplikasi mereka untuk HarmonyOS.
Hingga Juni 2025, dilaporkan sudah ada lebih dari 8 juta developer yang tergabung dalam ekosistem ini.
Biaya untuk membangun dan memelihara seluruh ekosistem digital ini tak pelak ikut dibebankan ke dalam harga setiap perangkat yang mereka jual.