Starlink Down di Indonesia: Kapasitas Penuh Hentikan Pengguna Baru

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 16 September 2025 | 12:01 WIB
Starlink Down di Indonesia: Kapasitas Penuh Hentikan Pengguna Baru
Starlink Down di Indonesia: Kapasitas Penuh Hentikan Pengguna Baru. [Twitter/X Starlink]
Baca 10 detik
  • Starlink menghentikan sementara registrasi dan aktivasi pengguna baru di Indonesia karena kapasitas jaringan telah "terjual habis".
  • Fenomena ini bukan anomali, karena masalah kapasitas serupa sebelumnya telah terjadi di Nigeria dan Kenya, menyoroti tantangan ekspansi global Starlink.
  • Di sisi lain, Starlink juga pernah mengalami gangguan teknis global akibat kegagalan software yang mempengaruhi puluhan ribu pengguna.

Suara.com - Layanan internet satelit Starlink mengambil langkah signifikan di Indonesia. Mereka untuk sementara waktu berhenti menerima pelanggan baru di seluruh negeri.

Pengumuman ini muncul sedikit lebih dari setahun setelah peluncuran resminya. Acara peluncuran tersebut bahkan dihadiri langsung oleh pendiri SpaceX, Elon Musk, di Bali.

Di situs resminya, Starlink menyatakan layanan tidak tersedia untuk pelanggan baru. Alasan utamanya adalah kapasitas yang telah terjual habis di seluruh wilayah Indonesia.

Keputusan ini berdampak tidak hanya bagi calon pelanggan yang ingin mendaftar langsung. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang telah membeli perangkat keras Starlink dari pihak ketiga.

Aktivasi perangkat baru dari penjual ritel juga ikut dihentikan untuk sementara. Ini menunjukkan bahwa jaringan benar-benar telah mencapai batas maksimalnya saat ini.

Bagi banyak calon pengguna, terutama di daerah terpencil, kabar ini menjadi sebuah kemunduran. Mereka sangat mengandalkan Starlink sebagai solusi konektivitas internet yang andal.

Perusahaan memberikan opsi bagi calon pelanggan untuk melakukan deposit. Dengan begitu, mereka akan masuk ke dalam daftar tunggu dan diberi notifikasi saat layanan tersedia kembali.

Namun, pihak Starlink tidak dapat memberikan perkiraan waktu kapan ketersediaan akan pulih. Mereka hanya menyatakan sedang berkolaborasi dengan otoritas lokal untuk mengatasi masalah ini.

Fenomena ini pada dasarnya adalah "Starlink down" bagi mereka yang belum terhubung. Ini bukan gangguan teknis, melainkan sebuah batasan dari sisi kapasitas layanan.

Baca Juga: Perusahaan Milik Elon Musk Pecat 500 Karyawan Via Email, Pesangon Dibayar Akhir November

Tingginya permintaan menjadi akar dari masalah ini. Sejak diluncurkan pada Mei 2024, antusiasme masyarakat Indonesia terhadap Starlink sangat besar.

Padahal, biaya yang ditawarkan Starlink tergolong lebih tinggi dari penyedia layanan internet lokal. Biaya perangkat kerasnya saja mencapai sekitar Rp 7,8 juta.

Sementara itu, biaya langganan bulanannya berada di angka Rp 550.000. Angka ini lebih tinggi dari ISP lokal yang berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 400.000.

Meskipun demikian, permintaan terus tumbuh pesat melampaui kapasitas bandwidth satelit yang ada. Ini menunjukkan adanya kebutuhan besar akan internet berkualitas di seluruh nusantara.

Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, infrastruktur broadband di Indonesia memang belum merata. Starlink dilihat sebagai jawaban untuk mengisi kesenjangan digital tersebut.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting mengenai skalabilitas Starlink. Apakah mereka mampu memenuhi ekspektasi besar di pasar negara berkembang seperti Indonesia?

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI