Starlink Down di Indonesia: Kapasitas Penuh Hentikan Pengguna Baru

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 16 September 2025 | 12:01 WIB
Starlink Down di Indonesia: Kapasitas Penuh Hentikan Pengguna Baru
Starlink Down di Indonesia: Kapasitas Penuh Hentikan Pengguna Baru. [Twitter/X Starlink]

Nyatanya, Indonesia bukanlah negara pertama yang mengalami kendala ini. Sebuah pola serupa telah muncul di beberapa negara lain sebelumnya.

Nigeria dan Kenya adalah dua contoh negara yang juga mengalami penghentian pendaftaran baru. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu pertumbuhan cepat yang melampaui kapasitas teknis.

Di Kenya, setelah debut pada tahun 2023, permintaan yang tinggi memaksa Starlink membekukan langganan baru di Nairobi. Hal ini terjadi pada akhir tahun 2024 akibat kepadatan jaringan.

Akibatnya, Starlink kehilangan lebih dari 2.000 pengguna antara Desember 2024 dan Maret 2025. Posisinya di antara penyedia internet tetap pun harus turun peringkat.

Nigeria juga mengikuti alur yang mirip dengan kehilangan lebih dari 6.000 pengguna pada kuartal pertama 2025. Ini terjadi setelah pengiriman perangkat keras baru dihentikan pada akhir 2024.

Pola ini menunjukkan bahwa Starlink sedang berjuang mengatasi tantangan teknis dan logistik. Ini adalah konsekuensi dari upaya menyediakan internet satelit dalam skala negara.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, memberikan tanggapannya. Mereka menyatakan konektivitas digital di Indonesia tidak hanya bergantung pada satu pihak.

Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Wayan Toni Supriyanto, menegaskan hal tersebut. Ia mengatakan industri telekomunikasi domestik mampu memenuhi permintaan dalam negeri.

Wayan Toni menambahkan bahwa Indonesia memiliki beberapa satelit nasional yang sudah beroperasi. Selain itu, sejumlah satelit asing juga telah diizinkan untuk menyediakan layanan di sini.

Baca Juga: Perusahaan Milik Elon Musk Pecat 500 Karyawan Via Email, Pesangon Dibayar Akhir November

Sumber pasokan konektivitas jaringan untuk pasar Indonesia dianggap cukup beragam. Ketergantungan pada Starlink bukanlah satu-satunya pilihan yang ada untuk masyarakat.

Di sisi lain, isu "Starlink down" juga pernah terjadi dalam konteks yang berbeda. Pada Juli 2025, Starlink mengalami salah satu gangguan internasional terbesarnya.

Gangguan tersebut bukanlah karena masalah kapasitas, melainkan kegagalan perangkat lunak internal. Insiden ini membuat puluhan ribu pengguna di seluruh dunia offline selama sekitar 2,5 jam.

Michael Nicolls, Wakil Presiden Teknik Starlink, menjelaskan bahwa kegagalan terjadi pada layanan perangkat lunak internal. Layanan ini merupakan kunci yang mengoperasikan jaringan inti mereka.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan kompleksitas jaringan satelit di orbit rendah Bumi. Meskipun dikenal andal, gangguan teknis tetap menjadi sebuah kemungkinan.

Elon Musk sendiri turut menyampaikan permintaan maaf atas gangguan global tersebut. Ia berjanji bahwa SpaceX akan menemukan akar penyebab masalah untuk mencegahnya terulang kembali.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI