"Anak Oleh-Oleh": Kisah Pilu Ribuan Anak Pekerja Migran Terjebak Stigma dan Kemiskinan

Rinaldi AbanBBC Suara.Com
Sabtu, 07 Juni 2025 | 18:21 WIB
Ilustrasi Pekerja Migran Indonesia. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peringatan: Video ini memuat konten tentang bunuh diri dan kekerasan yang mungkin dapat membuat Anda merasa tidak nyaman.

Banyak pekerja migran, terutama perempuan, membawa pulang "anak oleh-oleh" hasil hubungan mereka saat bekerja di mancanegara. Di Nusa Tenggara Barat, diperkirakan ribuan "anak oleh-oleh" itu hidup dalam stigma.

Istilah "anak oleh-oleh" merujuk pada mereka yang lahir dari hubungan para pekerja migran Indonesia dengan warga asing ketika bekerja di luar negeri.

Seperti oleh-oleh, anak-anak itu dibawa pulang ke kampung halaman karena berbagai alasan. Sekembalinya ke Indonesia, banyak "anak oleh-oleh" tak punya status kewarganegaraan dan kesulitan mendapatkan hak-hak dasar, seperti pendidikan dan layanan kesehatan.

Dengan paras berbeda dan status orang tua yang tak jelas, nyaris semua "anak oleh-oleh" juga menanggung stigma sosial. Kehidupan mereka pun kian sengsara di tengah jeratan kemiskinan struktural. Segala permasalahan ini disebut membuat banyak "anak oleh-oleh" terjerumus berbagai masalah, mulai dari pernikahan anak hingga pelecehan seksual.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI