Sebelum Pilkada [kegiatan itu] kita stop, karena kita tidak ingin ada conflict of interest dari beberapa orang ya kita off-kan. Jadi, biasanya sih sebulan itu kita bisa 10 jutaan Kak, dana operasionalnya. Di luar donasi yah. Di luar donasi orang.
Jadi, kita beli nasi, sayuran; kita juga beli susu untuk anak-anak. Tapi karena memang 3 bulan ini kita off, lantaran pilkada, jadi akhirnya numpuk deh donasinya. Jadi ada 40-an juta. Tapi nanti mulai Januari kita akan mulai lagi bergerak untuk mengunjungi desa-desa atau dusun-dusun atau kelurahan yang ada di Siantar, Simalungun.
Kalau menurut Bang Togu, kenapa sih kok susah mencari relawan yang dapat membantu mobilisasi bantuan. Dananya kan ada, tinggal didistribusikan. Itu kan pekerjaan yang tidak terlalu sulit. Kenapa sulit mencari SDM?
Ya, kadang-kadang mungkin [karena] keterbatasan waktu. Dan juga kita tidak ada istilah uang jalan. Kita keliling setiap hari itu Kak, kita isi minyak atau bahan bakar sendiri. Jadi kita tidak ada biaya operasional untuk berkeliling itu. Jadi semua donasi itu, benar-benar untuk si penerima manfaat. Jadi tidak ada biaya operasional. Dan itu yang saya bilang tadi, saya kesulitan mencari orang-orang yang dengan semangat TIM. Tim itu singkatan dari Tulus Ikhlas dan Militan.
Ha, banyak banget singkatannya yah?
Iya, saya raja singkatan Kak.
Haha, begitu ya.
Kata orang...
Togu Simorangkir Initiative ini kan merupakan lanjutan dari rentetan aktivitas sosial Anda sebelumnya yang lebih banyak bergiat di mana orang lebih banyak mengenalnya di dunia literasi. Bisa ceritakan pengalaman Anda?
Baca Juga: dr Dirga Sakti Rambe: Ada atau Tak Ada Vaksin Covid-19, Tetaplah 3M
Sebelumnya orang utan malah.
Iya. Nah Togu Simorangkir Inisiative itu lembaga atau apa ya Bang?
Ya sebenarnya itu hanya sebuah inisiasi atau apa ya, gerakan. Jadi begini, Kak. Saya punya banyak mimpi, punya banyak ide. Tapi saya bukan orang yang berada; Saya bukan orang yang berlebihan uang, tapi saya punya inisiatif untuk membuat sebuah gerakan. Kadang-kadang gerakannya itu spontan. Nah, bagaimana [ceritanya] saya dengan gerakan Togu Simorangkir ini.
Sebenarnya gini.. saya ingin share mimpi ini; saya teriakkan mimpi saya; saya ingin banyak orang tersesat di jalan yang benar mengikuti gerakan yang dilakukan oleh Togu Simorangkir Initiataive.
Jadi sebenarnya ini belum menjadi lembaga yang legal, karena kita belum berakte notaris. Tapi ya itu, trust aja. Saat ini masih trust, tapi mudah-mudahan suatu saat nanti bisa jadi lembaga yang formal.
Karena memang ya mulai dari 2013, mainnya kan di literasi yah. Bahkan sudah sejak 2003 ketika di Kalimantan pun sudah mulai gerakan literasi sampai kemarin 2019 memutuskan untuk memberikan tongkat estafet kepada teman-teman lokal di Samosir untuk Alusi Tao Toba. Dan apa ya... saya ingin bagaimana gerakan ini akan banyak... dengan tagline bridge of kindness atau jadi jembatan kebaikan. Kita bagaimana menghubungkan orang-orang baik di luar sana kepada orang-orang yang ingin membutuhkan. Jadi kita hanya jembatan saja sih sebenarnya. Tidak lebih dari itu. Jadi ya apa ya...Itulah.