Prof Zullies Ikawati, Guru Besar UGM: Efikasi Vaksin Sinovac Sudah Bagus

Kamis, 14 Januari 2021 | 06:04 WIB
Prof Zullies Ikawati, Guru Besar UGM: Efikasi Vaksin Sinovac Sudah Bagus
Ilustrasi wawancara. Prof Dr Zullies Ikawati Apt, Guru Besar Farmasi UGM. [Dok. pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jadi angka efikasi ini bukan harga mati, dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor ketika uji klinik dilakukan. Selain itu, jumlah subyek uji dan lama pengamatan juga dapat mempengaruhi hasil. Jika pengamatan diperpanjang menjadi 1 tahun, sangat mungkin menghasilkan angka efikasi vaksin yang berbeda.

Petugas Bio Farma melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac setibanya di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021).  [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Petugas Bio Farma melakukan bongkar muat vaksin Covid-19 Sinovac setibanya di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021). [Antara Foto/Muhammad Adimaja]

Lalu, apakah efikasi sebesar itu dapat berdampak signifikan?

Penurunan kejadian infeksi sebesar 65%-an secara populasi tentu akan sangat bermakna dan memiliki dampak ikutan yang panjang. Katakanlah dari 100 juta penduduk Indonesia, jika tanpa vaksinasi ada 8,6 juta yang bisa terinfeksi, jika turun 65% dengan vaksinasi maka hanya 3 juta penduduk yang terinfeksi, selisih 5,6 juta. Dapat dihitung (0,086 – 0,03)/0,086 x 100% = 65%. Jadi ada 5,6 juta kejadian infeksi yang dapat dicegah.

Mencegah 5 jutaan kejadian infeksi tentu sudah sangat bermakna dalam penyediaan fasilitas perawatan kesehatan. Belum lagi secara tidak langsung bisa mencegah penularan lebih jauh bagi orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin, yaitu jika dapat mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.

Jadi, saya pribadi masih menaruh harapan kepada vaksinasi. Semoga bisa mengurangi angka kejadian infeksi Covid di negara kita. Apalagi jika didukung dengan pemenuhan protokol kesehatan yang baik, semoga dapat menuju pada pengakhiran pandemi Covid di Indonesia.

Artinya, ini sudah menuju arah yang baik?

Ketika tadi diumumkan hasil efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3%, mungkin ada yang kecewa: kenapa kok rendah. Tapi menurut saya it is a good start. Apalagi batasan minimal FDA, WHO dan EMA pun untuk persetujuan suatu vaksin adalah 50%. Artinya, secara epidemiologi, menurunkan kejadian infeksi sebesar 50% itu sudah sangat berarti dan menyelamatkan hidup banyak orang.

Apalagi disampaikan juga tadi (saat pengumuman hasil uji klinis dan EUA dari BPOM --Red), bahwa vaksin memiliki imunogenisitas yang tinggi dengan angka seropositive mencapai 99,23% pada 3 bulan pertama, yang berarti dapat memicu antibody pada subyek yang mendapat vaksin.

Apakah akan benar-benar efektif?

Baca Juga: Monica Nirmala: Protokol 3M dan 3T Jadi Kunci Kendalikan Pandemi Covid-19

Tentu, kita masih harus menunggu efektivitas vaksin setelah dipakai di masyarakat. Dan perlu diingat bahwa karena ini baru EUA yang berasal dari interim report, pengamatan terhadap efikasi dan safety masih tetap dilakukan sampai 6 bulan ke depan untuk mendapatkan full approval.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI