Suara.com - Di tengah berbagai tantangan ekonomi, kesehatan, hingga keamanan global, Jepang masih menjadi salah satu mitra terpenting Indonesia. Sebagai 'sahabat lama' sekaligus investor terbesar kedua di negara ini, kerja sama dan komitmen yang terjalin antara Indonesia dengan Negeri Sakura telah begitu luas dan merambah berbagai bidang.
Meski demikian, di balik solidnya intensi kedua negara untuk terus membangun hubungan bilateral yang sehat, masih ada banyak tantangan yang dihadapi Jepang dan Indonesia untuk terus membangun hubungan bilateral yang sehat.
Salah satunya dari sisi keamanan, yakni uji coba rudal yang intensif dilakukan Korea Utara (Korut) dalam beberapa pekan terakhir sehingga menimbulkan kekhawatiran terjadinya perang di kawasan, di tengah belum usainya Perang Ukraina.
Lalu, bagaimana Pemerintah Jepang bersiap menghadapi ancaman yang dapat menimbulkan efek masif ini, termasuk di bidang ekonomi? Pun tidak kalah penting, akankah Indonesia tetap menjadi prioritas bagi investasi asal Jepang?
Suara.com berkesempatan berbincang langsung dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji membahas berbagai isu teranyar tersebut, berikut petikan wawancara khusus dengan Dubes Kanasugi Kenji.
![Duta Besar Jepang Untuk Indonesia, Kanasugi Kenji saat melakukan sesi wawancara eksklusif dengan Suara.com di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/26/18116-duta-besar-jepang-untuk-indonesia-kanasugi-kenji-kanasugi-kenji.jpg)
Bagaimana waktu dan pengalaman Anda di Indonesia sejauh ini?
Saya begitu menikmati waktu saya. Ini merupakan kali pertama saya ditugaskan di Indonesia, tetapi Indonesia adalah negara yang tengah berkembang dan begitu penuh semangat. Selain itu, banyak orang Indonesia yang merasa bersahabat dengan Jepang dan orang-orang Jepang. Saya merasa diterima dengan hangat oleh orang-orang Indonesia, dan saya menikmati waktu di sini.
Berbicara mengenai isu keamanan dan politik, khususnya kondisi terkini di kawasan, bagaimana tanggapan pemerintah Jepang mengenai peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir, terutama mengingat beberapa di antaranya melewati teritori Jepang?
Tidak diragukan lagi, peluncuran rudal oleh Korut merupakan ancaman langsung dan serius bagi keamanan Jepang dan keamanan kawasan. Seperti yang Anda katakan, pada salah satu insiden terakhir, yang terjadi pada tanggal 4 Oktober, beberapa rudal melewati wilayah Jepang—dan kejadian itu merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir, sehingga ini merupakan ancaman bagi kawasan.
Baca Juga: Hadapi Perang di Musim Dingin, Jepang Janjikan Bantuan Pemanan untuk Ukraina
Sebagai contoh, rudal yang diluncurkan pada 4 Oktober memiliki kemampuan untuk menjangkau hingga Kalimantan. Dengan demikin, hal ini tidak hanya menjadi ancaman bagi Jepang tetapi juga Indonesia.
Pemerintah Korut tampaknya belum akan berhenti melakukan uji coba rudal. Apakah Jepang sudah memulai komunikasi dengan negara lainnya di kawasan, termasuk untuk membahas adanya potensi perang?
Saya perlu menekankan bahwa diplomasi harus didahulukan, dan kami telah melayangkan protes keras melalui channel kami di Beijing. Selain itu, kami juga berkoordinasi ketat dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan, secara bilateral dan trilateral.
Juga, ketika membahas Korut, China memiliki pengaruh besar dalam perilaku Korut. Jadi kami juga berkomunikasi dengan China. Namun, seperti yang telah saya katakan, diplomasi harus menjadi yang utama, dan Jepang harus meningkatkan deterrence capabilities atau kemampuan pencegahan kami.
Akankah Jepang memanfaatkan momen G20 di Bali pada bulan depan sebagai kendaraan untuk membangun dan meningkatkan strategi diplomasi tersebut?
![Duta Besar Jepang Untuk Indonesia, Kanasugi Kenji saat melakukan sesi wawancara eksklusif dengan Suara.com di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/26/93052-duta-besar-jepang-untuk-indonesia-kanasugi-kenji-kanasugi-kenji.jpg)
Mungkin saja, tetapi G20 utamanya merupakan forum ekonomi, dan mayoritas subjek yang dibahas berfokus pada isu ekonomi. Akan tetapi, ketika Jepang memiliki kesempatan untuk memulai komunikasi bilateral, Perdana Menteri Fumio Kishida kemungkinan akan melakukan pertemuan dengan pemimpin G20 lainnya, dan isu terkait Korut mungkin saja menjadi salah satu topik diskusi.